Mohon tunggu...
ekaoktaviana
ekaoktaviana Mohon Tunggu... Mahasiswa - vianapai'18

Mahasiwa Jurusan PAI IAIN Zawiyah Cot Kala

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Covid-19 Tterhadap Penjualan Tempe di Benua Raja

19 April 2021   12:49 Diperbarui: 19 April 2021   12:54 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Dampak Covid-19 Terhadap  Penjualan Tempe Di Benua Raja

                      

Penyebaran virus COVID-19 saat  ini  sangat  berpengaruh khususnya  pada  masyarakat yang memiliki usaha  yaitu pengusaha tempe. Menurunnya penjualan sebagai imbas dari wabah COVID-19 juga  dirasakan  oleh  salah satu  pelaku usaha mikro yakni ibu Mirna  yang memiliki usaha tempe Di Desa Benua Raja Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang.

Ibu Mirna(54 tahun) merupakan  pemilik usaha tempe  di daerah Desa Benua Raja Kecamatan Rantau  Kabupaten Aceh Tamiang. Usah tempe dikerjakan  ibu Mirna  sejak tahun 2008 lalu. Ia meyebutkan bawah  masa pandemi saat ini mempengaruhi kelangsungan bisnisnya karena pendapatan yang diperoleh dari usaha tempe tersebut terus merosot, maka tidak jarang saat ini banyak pengangguran dimana-mana,masa pandemi sangat berpengaruh pada masyarakat  dimana semua usaha di jalankan yang dulunya dapat menyongkong kehidupn sehari-hari,tidak dapat lagi  memenuhi kebutuhan hidup. ini lah yang dirasakan oleh seorang penjual tempe yaitu  ibu  Mirna,beliau menuturkan “ jangankan untuk nabung,bisa makan besok saya alhamdulillah”.

"Adanya pandemi membuat usaha turun sampai 50%. Pelanggan yang biasanya beli jadi berkurang karena masih  pada libur (kerja) Dan anak sekolah belum pada masuk,dan banyak juga sekarang banyak pesaing yang berjualan tempe" ujar  IbuMirna di Desa Benua Raja baru-baru Ini. Hal ini dikarnakan sebagian  besar  pelanggan ibu Mirna adalah dari penjualan kantin,seperti membuat gorengan disekolah-sekolah. Nah, selama masa pandemi banyak sekolah-sekolah diliburkan  dan kantin-kantin ditutup,yang dulunya ibu Mirna mengelola pembuatan tempe sampai 100kg namun saat ini beliau hanya membuat tempe sebanyak 25kg, yang dulunya ia menggunakan tenaga pekerja untuk membuat tempe namun sekarang dikarnakan penjualan yang turun draktis beliau memutuskan untuk mengelola sendiri usahanya yang di bantu oleh anak dan menantunya. Beliau adalah salah satu warga yang merasakan dampak yang sangat luar biasa pada masa pandemi covid 19  saat ini.

Ibu dari 5 orang anak ini menjelaskan sebelum wabah COVID-19, pendapatan dari usaha tempe sangatlah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.dan bahkan bisa  sekolah anak-anaknya hingga sarjana. Sebelum pandemi Corona melanda pendapatan Ibu Mirna dari usaha tempe sebesar Rp 5juta lebih - Rp 6,5 juta per minggu nya. Namun saat ini dia hanya memperoleh seperempat dari yang beliau dapatkan sebelum masa pandemi ini ada.Disini dapat dilihat bahwa pandemi covid 19 ini sangatlah berpengaruh terhadap kelangsungan hidup masyarakat dan usaha UMKM.

Proses pembuatan tempe


Langkah Pertama: siapkan wadah untuk kedelai, berikutnya merendam kedelai tersebut. Selesai dari proses perendamam, rendaman kedelai kembali dicuci hingga bersih.

Selanjutnya, Merebus rendaman kedelai yang telah dicuci bersih selama 30 – 45 menit,

Langkah berikutnya, Kulit ari kedelai yang telah direndam semalaman, dikupas dengan menggunakan tangan atau memanfaatkan mesin, setelah itu  kedelai tersebut kembali dicuci hingga bersih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun