Mohon tunggu...
Eka Hikma
Eka Hikma Mohon Tunggu... Teacher

Suka kopi, Travelling dan kulineran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bendera One Piece dalam Bingkai Interaksionisme Simbolik

30 September 2025   22:55 Diperbarui: 30 September 2025   23:34 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Interaksionisme Simbolik (Symbolic Interactionism) adalah kerangka teori yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh seperti George Herbert Mead dan Herbert Blumer. Teori ini berfokus pada bagaimana individu menciptakan makna dan realitas sosial melalui interaksi dan interpretasi simbol. 

Fenomena maraknya pengibaran bendera Jolly Roger Bajak Laut Topi Jerami (Straw Hat Pirates) dari serial manga dan anime One Piece di ruang publik, telah menarik perhatian banyak pihak. Lebih dari sekadar tren budaya pop, kemunculan simbol fiksi ini adalah sebuah fenomena sosiologis yang kaya makna, mencerminkan adanya perlawanan simbolik dan perubahan cara berekspresi masyarakat terhadap realitas sosial dan politik.

I. Simbol sebagai Bahasa Kritik

Dalam kacamata sosiologi, simbol adalah segala sesuatu benda, tindakan, atau ekspresi yang memiliki makna bersama bagi sekelompok orang. Bendera nasional adalah simbol utama yang melambangkan persatuan, kedaulatan, dan ideologi negara. Ketika simbol ini "dikonfrontasi" atau "diimbangi" dengan simbol fiksi seperti bendera One Piece, itu menandakan adanya ketidakpuasan sosial atau krisis kepercayaan terhadap narasi resmi.

Para sosiolog melihat pengibaran bendera One Piece sebagai bentuk perlawanan simbolik (symbolic resistance). masyarakat merasa suara mereka tidak didengar atau ruang dialog mereka dibatasi oleh struktur kekuasaan. Menggunakan bendera One Piece adalah cara yang cerdas dan aman untuk menyalurkan kritik tanpa menggunakan bahasa atau simbol politik yang eksplisit dan berisiko tinggi. Bendera Bajak Laut Topi Jerami dengan tengkorak yang tersenyum dan topi jerami ikonik secara naratif mewakili kebebasan, perlawanan terhadap otoritas korup (Pemerintah Dunia), kesetiaan, dan pencarian keadilan. Dalam konteks realitas sosial, simbol ini dipinjam untuk menyuarakan rasa frustrasi terhadap isu-isu politik, ketidakadilan ekonomi, atau hilangnya kebebasan berekspresi. akhir-akhir ini.

2. Budaya Pop sebagai Arena Negosiasi

Sosiolog budaya pop, seperti John Fiske, berpendapat bahwa budaya populer (pop culture) adalah arena tempat masyarakat biasa melakukan perlawanan atau negosiasi atas makna yang dominan. Pembebasan Makna: Masyarakat mengambil bendera fiksi ini dan memberinya makna sosial baru yang relevan dengan konteks Indonesia. Bendera tersebut bukan lagi sekadar logo bajak laut fiksi, tetapi bertransformasi menjadi Representasi Sosial atas keinginan kolektif untuk perubahan, keadilan, dan masa depan yang lebih baik.

Fenomena bendera One Piece adalah kasus menarik dalam sosiologi kontemporer yang menunjukkan bahwa batas antara fiksi dan realitas semakin tipis. Bendera Jolly Roger Topi Jerami telah bertransformasi dari simbol petualangan menjadi simbol sosiopolitik yang efektif, memungkinkan masyarakat untuk mengekspresikan frustrasi dan harapan mereka dengan cara yang kreatif, mudah dikenali, dan sulit untuk dibungkam. Ini adalah teguran bagi negara untuk tidak hanya fokus pada ritual nasionalisme, tetapi juga pada pesan substantif tentang keadilan dan kesejahteraan yang ingin disampaikan oleh generasi penerus.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun