Bila melihat pengalaman Lin, keadaanya serupa dengan pengalaman buruk orang-orang keturunan Afrika di Amerika. Belakangan ini, masalah rasialis mendapat atensi besar yang membelah warga di sana.
Sangking akutnya, Presiden Joe Biden dalam kampanye berkali-kali mengulangi seruan dan mengatakan di pelantikannya sebagai Presiden Amerika Serikat bahwa dia akan menyatukan jiwa orang Amerika yang terpecah.
Pernyataan itu menggambarkan bahwa negara Demokrasi besar seperti AS pun rentan terhadap perbedaan yang diperparah kepemimpinan Presiden Donald Trump.
Ungkapan yang mengejutkan
Postingan Jeremy Lin menuai banyak simpati warganet. Pelatih Golden State, Steve Kerr, yang membaca postingan tersebut mengaku terkejut mengetahui serangan rasial tersebut.
"Saya baru saja melihat kiriman Facebook itu. Sangat kuat. Saya mengapresiasi Jeremy atas kata-katanya dan sentimennya terkait rasisme bagi komunitas Asia-Amerika."
"Ini sangat aneh dan dibesarkan oleh banyak orang, termasuk mantan presiden kami [Donald Trump], karena terkait virus corona yang berasal dari China. Ini sangat mengejutkan," kata Kerr kepada ESPN, Jumat, 27 Februari 2021.
Pengalaman rasis bukan kali pertama diungkapkan Lin. ESPNmenyebut, pada 2017 lalu dalam sebuah podcast, Lin pernah menceritakan pernah diejek secara rasis ketika mengarungi kompetisi basket kampus ketika membela Harvard dari 2006-2010.
Sebagai informasi, karir Jeremy Lin dimulai dari Liga Kampus sebelum memulai debut di Golden State Warriors pada 2010. Di NBA, ia menjadi dikenal hingga dijuluki Linsanity saat bermain di klub New York Knicks setahun kemudian.
Ia pernah membela Houston Rockets selama dua musim 2012-2014 sebelum berlabuh di LA Lakers di musim berikutnya.
Terakhir, di NBA, dia membela klub Kanada Toronto Raptors. Total, ia mengoleksi 11,6 poin dan 4,3 assist dalam 480 pertandingan di NBA dari 2010 hingga 2019.