Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Solidaritas Jerman di Antara Kecemasan Ideologi Masa Lalu

21 Januari 2021   01:42 Diperbarui: 21 Januari 2021   07:45 1472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Brandenburg Gate, Berlin, Jerman (Foto: Shvets Anna/Pexels)

Sebelum Merkel, kanselir Jerman adalah Gerhard Schroder yang berasal dari Partai Demokratik Sosial (SPD). Jadi, dua partai ini secara bergiliran memasukan kadernya untuk memimpin pemerintahan Jerman.

Namun demikian, Bang Gib berpendapat bahwa kedudukan politik Jerman pada dasarnya berada di tengah. Karena itu, kehadiran AfD, yang mempunyai orientasi nasionalis yang lahir pada tahun 2013 silam cukup mendapat perhatian umum.

Keberadaannya di pentas politik memang tidak sebesar dua partai di atas. AfD kini berposisi sebagai oposisi pemerintah.

Perbincangan telah meluas dari pokok, tetapi wacana ini paling tidak dapat mendekati bagaimana membangun persepsi kita terhadap bule dalam kaitannya sebagai 'yang lain' setelah mengetahui Jerman dapat melihat persepsi mereka dari sejarah masa lalu.

Walaupun sejarah mereka terlihat menakutkan, sebenarnya itu tidak lebih besar dari kesan baik solidaritas di antara warganya.

Bang Gib menjelaskan, ketika Jerman Timur dan Jerman Barat bersatu, warga kedua negara saling bahu membahu dan menolong. Bukan hanya soal solidaritas dalam meruntuhkan tembok Berlin.

Jerman Barat sebagai negara kaya turut membantu saudara-saudara mereka di Jerman Timur yang secara struktur ekonomi jauh tertinggal dari Jerman Barat.

Penetapan Berlin (Jerman Timur) sebagai ibukota negara adalah salah satu bentuknya. Di level masyarakat, solidaritas itu muncul dengan beragam bentuk bantuan warga dari Jerman Barat.

Itu berdampak sampai sekarang. Leipzig, yang sebelumnya bekas Jerman Timur, telah berkembang sebagai kota besar, diikuti Dresden. Dua negara yang terpecah setelah perang dunia kedua itu akhirnya bersatu melampaui ketakutan orang-orang dari mitos yang ditimbulkan dari perang dingin.

Jadi, dari sejarah yang panjang, selalu ada wacana yang membawa ke arah persaudaraan. Nampaknya kita perlu lebih sering berbicara mengenai narasi sejarah yang optimis.

Masa mesti kembali ke jurang masa lalu. Dan itulah yang dilakukan Jerman dan Kurzarbeit-nya dalam menghadapi tekanan ekonomi semasa pandemi Covid-19 karena mereka telah belajar dari pengalaman yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun