Manchester United gagal membawa pulang tiga poin dari kandang sendiri pada laga kelima grup H Liga Champions, 3 Desember 2020 dini hari tadi. Tim berjuluk Setan Merah ini kalah 1-3 dari Paris Saint Germain.
Sang pelatih Ole Gunnar Solskjaer tentu tidak akan tenang. Klub asuhannya turun ke peringkat dua klasemen sementara dengan 9 poin. Manchester United terancam tidak lolos ke 16 besar.
Kondisi yang tidak memuaskan juga terlihat di EPL, Solskjaer justru mengantar Setan Merah di peringkat 9 dari hasil pertandingan yang anomali. Dengan kata lain, ancaman pemecatan Solskjaer dari kursi kepelatihan bakal semakin menguat.Â
Jika melihat pertandingan tadi, Solskjaer seolah disetir oleh ketidaknyamanan. Gelagat mencemaskan Solskjaer terlihat, salah satunya, dengan instruksi nekadnya.Â
Permainan Manchester United berubah menjadi serangan total habis-habisan sampai meninggalkan daerah pertahanan ketika tertinggal 2-1 di menit 69.Â
Mereka melonggarkan penjagaan terhadap dua sayap terbaik PSG, Neymar dan Mbappe, yang siap melakukan serangan balik mematikan.Â
Sesuatu yang agak mengherankan karena sejak awal babak kedua, Manchester United sudah menguasai pertandingan.
Setan Merah menjadi sangat ambisius padahal mereka sebenarnya punya cukup waktu untuk mencetak gol balasan dengan bermain sewajarnya tanpa harus menyerang total, terlepas dari kegagalan Martial memanfaatkan peluang emasnya di mulut gawang.
Kondisi itu memperlihatkan bagaimana Ole berada dalam situasi yang sangat tidak nyaman dengan kemungkinan pemecatan sehingga memicu 'over kontrol' di pertandingan itu.Â
Dugaan itu tepat. Raut wajah Solskjaer terlihat kosong di pinggir lapangan setelah PSG menambah satu gol tambahan melalui sepakan halus Neymar di ujung babak kedua.