Mohon tunggu...
Efrem Siregar
Efrem Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Tu es magique

Peminat topik internasional. Pengelola FP Paris Saint Germain Media Twitter: @efremsiregar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Selain Makanan dan Pakaian, Pengungsi Gempa dan Tsunami Juga Sangat Butuh Fasilitas Ini

26 Maret 2019   08:17 Diperbarui: 26 Maret 2019   08:17 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bencana alam yang terjadi dalam satu tahun terakhir telah menyadarkan masyarakat betapa pentingnya sikap waspada. Terutama, Indonesia termasuk negara rawan gempa dan tsunami.

Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo menerangkan, Indonesia menempati peringkat pertama dari potensi bencana tsunami dari 265 negara di dunia berdasarkan survei PBB.

Jumlah korban tewas akibat gempa dan tsunami di Sulawesi tengah per Oktober 2018 mencapai 2,1 ribu orang dan membuat 206 ribu orang mengungsi. Sementara gempa di Lombok menyebabkan 515 korban tewas.

Tidak hanya menaruh waspada, orang-orang mulai menyadari bahwa penanganan pascabencana merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan saat bencana. Bantuan secepat mungkin harus dikirim kepada korban terdampak bencana. 

Sembako dan sandang menjadi bantuan yang paling banyak dikirimkan. Masyarakat Indonesia beranggapan bahwa itu merupakan kebutuhan utama dan mendesak yang dibutuhkan korban.

Itu benar. Namun, kita perlu mengetahui bahwa ternyata ketersediaan sanitasi juga menjadi kebutuhan utama lainnya yang perlu diberikan kepada pengungsi. Terbatasnya sanitasi akan berdampak pada kesehatan pengungsi dari diare hingga demam berdarah.

Isu sanitasi memang kurang populer di masyarakat. Rudatin Windraswara, peneliti Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang pernah menguraikan masalah ini.

Dalam penelitiannya tentang sanitasi di daerah rawan bencana pada tahun 2009, Rudatin menyebut bahwa sanitasi saat itu bukan isu penting untuk kalangan politisi, pemerintah, bahkan dunia usaha. Karena itu, tidak heran jika masalah sanitasi kerap terabaikan bahkan luput terpikirkan pascabencana.

Bagaimana dengan kondisi sekarang? 

Kondisinya tidak jauh berbeda. Pakar kesehatan lingkungan dari Institut Teknologi Bandung, Katharina Oginawati, pun membenarkan bahwa sanitasi saat ini kerap terabaikan pascabencana di wilayah Indonesia.

"Ini kondisi darurat, seharusnya toilet darurat segera dibangun. Kita memang sering lamban dan tidak jeli melihat persoalan ini. Orang tidak bisa menahan untuk buang air besar," kata Katharina menanggapi masalah sanitasi pascatsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, dikutip dari BBC Indonesia, (4/8/2018).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun