Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bonus Saat Orangtua Masih Ada

28 Juli 2019   02:43 Diperbarui: 28 Juli 2019   02:44 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ketika orangtua masih ada barangkali tidak pernah terpikirkan betapa beratnya mencari pekerjaan bagi seseorang yang berada,bahkan jika itu adalah alumnus dari sebuah universitas ternama.

Memiliki orangtua yang sukses dan berkelimpahan dengan gelar yang panjang dan satu yang didapatkan saat kuliah.Semua kemudahan dan fasilitas dan kendaraan bergengsi yang diberikan sebagai hadiah .

Sepatu dan barang-barang mahal sudah biasa,uang saku minim tiga juta,kontrakan ekslusive tiga juta,biaya lain-lain totalnya hampir sepuluh juta termasuk mencari wifi an di kafe-kafe ala kekinian

Bagi mereka ada juga yang lalu  menjadi enterpreneur dengan modal dari orang tuanya dan ada dua sisi yang tangguh atau yang  sudah terbiasa berkelimpahan yang nantinya hanya akan cocok bekerja sendirian jika  tidak bisa beradaptasi dengan orang lain.

Lalu lulus dengan predikat mengagumkan dan masuk ke belantara kerja,mulai dari nol adaptasi sulit karena hanya belajar dan belajar serta hidup dengan sangat mudah dan sudah biasa memerintah asisten rumah tangga yang sangat takut bentakannya,belum lagi uang saku utuh saking sayangnya orang tua ,dikirimi makanan setiap kalinya karena agak jauh kontrakannya.

Begitu masuk ke dunia nyata,lepas dari kamar kos yang menjadi sarang ilmunya,keegoisan sebagai penyendiri harus diudar karena harus mengikuti perintah sana-sini,merendah atau bahkan harus melakukan hal-hal yang tak disukainya karena bekerja itu tak ada enaknya dan gajinya tidak cukup untuk membeli jam tangannya.

Bandingkan dengan pemuda dari keluarga biasa yang hidup sederhana,bergulat dengan memberi les-les untuk uang saku tambahan atau SPP semesterannya,tidak bisa mengharapkan orang tua karena sudah cukup beban disandangnya,segala hal dia lakukan agar bisa makan dan bertahan di tempat kos sederhana dan bisa membeli buku-buku untuk kuliahnya.

Mengikuti semua kegiatan kampus,menebar kegiatan sosial,bertemu banyak orang,dijadikan rekomendasi sebuah pekerjaan ,lalu mendapatkan pekerjaan  paruh waktu dari teman ke teman,mulai dari mudahnya beradaptasi dan tangguh menghadapi situasi karena segala hal tidak mudah baginya.

Karakter dan jangkauan sosial pertemanan serta ketangguhan itulah yang membentuk sebuah pribadi yang tangguh dalam bekerja,ketika di kota besar mungkin kaderisasi pegawai bisa menjadi hal yang mungkin langka,ketika melihat yunior sepertinya bisa mengancam senior pada beberapa kasus,sementara senior mencari rasa aman agar tidak tergeser oleh yunior dalam jabatannya,tetapi pemuda tangguh tetap tangguh untuk  bekerja.

Bonus saat orang tua masih ada bagi tiap orang berbeda menurut skala kecukupannya,tetapi begitu lulus kuliah dan menyandang 'fresh graduate' harus bekerja dan disitulah belantara kerja berada  serta diuji ketangguhannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun