Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Jika Harga Mi Instan Naik, Mungkinkah Bikin Mi Sendiri?

12 Agustus 2022   11:45 Diperbarui: 12 Agustus 2022   11:47 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menu berbahan mi. / (Foto: Effendy Wongso)

Isu terkait bakal naiknya harga mi instan bahkan tiga kali lipat dari harga yang berlaku sekarang lantaran naiknya bahan baku gandum, sontak bikin galau masyarakat se-Tanah Air.

Loh kok bisa? Tentu, karena mi instan kebanyakan dikonsumsi masyarakat kecil terutama yang ingin mengonsumsi makanan murah, cepat, dan praktis. Ya, namanya juga "instan", tentu harus cepat tanpa harus mengolahnya lebih lama dan yang pasti, tidak mahal!

Sejatinya, isu bakal naiknya mi instan yang mungkin bisa jadi berkisar tiga kali lipat tersebut dilontarkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo belum lama ini. Mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode itu menyebutkan jika kenaikan harga gandum di pasaran dunia akan berimbas terhadap naiknya harga mi instan.

Sebagai makanan pokok selain nasi, mie atau mi dalam bahasa Indonesia baku sesuai ejaan yang disempurnakan (EYD) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), memiliki arti penting dalam dunia kuliner di Indonesia.

Sekadar diketahui, mi merupakan adonan tipis-tipis dan panjang-panjang yang telah digulung, dikeringkan, lantas dimasak dalam air mendidih. Sejatinya pula, istilah ini juga merujuk terhadap mi kering yang harus dimasak kembali dengan dicelupkan dalam air (mi instan).

Masyarakat di Italia, Arab, dan China telah mengklaim bangsa mereka sebagai pencipta mi, walaupun tulisan tertua menyoal mi berasal dari Dinasti Han Timur di Tiongkok (China) antara tahun 25 dan 220 Masehi. Tercatat, pada Oktober 2005 artefak mi tertua yang diperkirakan berusia empat ribu tahun ditemukan di Qinghai, China.

Orang-orang di negara Eropa sendiri menyebut mi sebagai "pasta" yang berakar dari bahasa Italia. Adapun secara generik mereka menyebut pasta yang berbentuk memanjang dengan kata "noodle" yang berasal dari bahasa Inggris.

Kendati demikian, di negara-negara Eropa bahan baku mi biasanya dari jenis-jenis gandum, sementara di Asia bahan baku mi lebih "bervariasi". Artinya, bahan pembuatan mi dasar tidak melulu dari gandum.

Di negara-negara Asia sendiri, pasta yang dibuat selalu berbentuk memanjang. Berbagai bentuk mi dapat ditemukan di berbagai tempat. Perbedaan tekstur dan corak mi terjadi lantaran campuran bahan, asal usul tepung sebagai bahan baku, serta teknik pengolahannya.

Beberapa koki dari China dapat membuat mi hanya dengan kemampuan tangan tanpa bantuan mesin pembuat mi yang lazim digunakan di pabrik-pabrik mi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun