Mohon tunggu...
Efata Harsa
Efata Harsa Mohon Tunggu... Pelajar

Manusia biasa yang hidup serba sederhana

Selanjutnya

Tutup

Trip

Liburan Anti Wacana Bersama Keluarga

6 Mei 2025   20:17 Diperbarui: 6 Mei 2025   20:17 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Saya dan Sepupu-sepupu saya)

Pada pertengahan musim lebaran di akhir bulan Maret, tepatnya tanggal 31 sebuah ide tidak terduga keluar dari mulut paman saya-

Hari itu saya beserta Bapak, Ibu, dan Adik saya menemui keluarga ibu saya yang berkumpul di kampung halaman mereka yaitu Kabupaten Bantul, Kecamatan Pendowoharjo. Semua keluarga besar berkumpul dari Tangerang dan Sleman bertemu disana. Saling bermaaf-maafan sambil bercerita tentang kehidupan kami masing-masing. Tentang kerja, kuliah, dan sekolah sambil menikmati hidangan yang tersedia. Puncak acara, kami sekeluarga nyekar ke makam kakek dan nenek, setelah itu kami kembali beristirahat. Rencananya sih demikian, namun tak lama setelahnya paman saya berkata "Yok akdewe hiling neng Wonosobo, aku ono spot ngopi asik neng kono." Sepupu-sepupuku sontak menanggapi dengan penuh semangat sembari berteriak "GASSS." Tak lama setelahnya, kami pun berganti pakaian yang lebih santai dari yang sebelumnya mengenakan batik dan kemeja rapi.

Perjalanan panjang dimulai dengan hujan yang langsung turun tak lama setelah kami berangkat. Di mobil, saya dan paman saya ditanyai perihal kondisi saya saat ini. Tentang bagaimana sekolah, pertemanan, sampai kegiatan di luar sekolah. Yaa umumnya seorang paman memastikan keponakannya supaya tidak menjalani masa SMA seperti dirinya. Bibi saya yang dimana ia adalah seorang guru memberikan pertanyaan yang lebih kritis terkait masa depan. Tentang bagaimana rencana saya kedepannya apakah akan kuliah di Jogja atau di luar negeri? apakah akan nyambi kerja atau tidak? kalau kuliah akan mengambil jurusan apa dan seterusnya sepanjang perjalanan. Dia juga membicarakan terkait beasiswa dan kesempatan atau peluang mendapatkan pendidikan yang lebih layak yang tentu saja tidak di negeri ini. 

Saat dijalan daerah sebelum Muntilan saya ketiduran dan terbangun saat sudah di lokasi. Saat itu saya tidak membawa jaket padahal kondisi diluar berangin ditambah dengan kabut. Disana saya menikmati kopi dengan sepupu-sepupu saya sedangkan para orang tua membahas terkait pembagian dan mengatur beberapa hal yang tidak bisa saya ceritakan disini. Waktu berlalu dan ternyata keluarga saya masih ingin lanjut lebih jauh. Dari Bantul ke Wonosobo saja sudah jauh, kali ini mereka ingin bablas ke Pemalang. "Wedyann nek iki" batinku masih menganggap kalau mereka bercanda. Ternyata apa? tidak, mereka tidak bercanda dan kami sungguh-sungguh berpindah lokasi dari Wonosobo ke Pemalang untuk berwisata disana. Tapi sebelum ke tempat wisata, kami mampir sebentar ke rumah kakek saya yang berada disana. Lumayan untuk tempat beristirahat sejenak, sekalian kami silaturahmi ke keluarga kami di Pemalang. 

Setelah berbincang cukup lama dan malam semakin larut, kami pun berpamitan untuk menuju penginapan di dekat tempat wisata kami. Setelah sampai di penginapan sekitar pukul 3 pagi, kami pun segera beristirahat supaya kami bisa sampai di tempat wisata sebelum tempatnya ramai pengunjung. Ternyata walaupun sudah datang lebih awal namanya juga lebaran aka musimnya liburan, tidak ada tempat wisata yang tidak ramai akan wisatawan. Namun karena sudah sampai sayang bila tak mencicipi wisata di kota tersebut. Karena tempatnya yang sejuk dan nyaman dipandang, kami masih bisa menikmati suasana ditengah keramaian. 

Pemalang
Pemalang

Sepulang dari sana kami langsung check-out dari penginapan dan berangkat kembali ke Bantul karena besok sudah pada kembali bekerja. Kami para anak-anak sih masih libur tapi tidak dengan orang tua.. haha. Perjalanan yang panjang serta memakan waktu sangat lama. Saya kebanyakan menghabiskan waktu perjalanan untuk tidur karena sudah lelah dari tempat wisata serta sepupu saya sudah mulai berhenti bercerita dan mulai terkantuk-kantuk.

Saat sudah setengah perjalanan kami lewati, kami sempatkan untuk beristirahat di rest area dan sekalian makan malam. Tanpa membuang banyak waktu kami pun tidak berlama-lama disana dan langsung kembali melanjutkan perjalanan mengingat jalanan akan semakin macet karena arus balik mudik. Benar saja, kami sempat terjebak macet yang lumayan panjang sebelum akhirnya mulai lancar kembali pukul 21:00 WIB. Sesampainya di Bantul, saya, bapak, ibu, dan adik saya hanya menyempatkan untuk mandi dan segera kembali ke Sleman karena besok bapak dan ibu saya sudah masuk kerja.

Begitulah cerita saya menikmati liburan dadakan saya bersama keluarga besar saya di Bantul. Sebuah pengalaman yang melelahkan namun sangat menyenangkan karena kemungkinan seperti ini hanya terjadi sekali setahun.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun