Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tentang Anak Kecil yang Tidur di Kandang Babi dan Catatan untuk Orang Tua

11 Januari 2019   18:24 Diperbarui: 11 Januari 2019   18:40 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara tentang keluarga terutama yang datang dari keluarga yang dapat dikatakan kurang beruntung memang kerap dihadapkan pada kondisi haru dan sedih. Salah satunya adalah cerita yang saya bawa dari tempat saya dibesarkan ini.

Setiap anak akan beranjak dewasa di masanya. Membawa memori apapun yang diterima di masa kecilnya. Baik, buruk, manis, pahit sampai yang paling menyakitkan akan membayanginya hingga tua.

Seluruh memori ini disadari atau tidak akan memiliki pengaruh yang besar untuk pembentukan kepribadiannya dalam menghadapi orang lain di masa mendatang.

Bagi seorang anak yang kerap mendapatkan perlakuan kasar, banyak yang memilih menjadi pendiam, penakut dan tak berani menghadapi dunia di luar sana. Namun banyak juga yang memilih menjadi pembangkang. Menjadi pribadi yang lebih keras dari orang yang menyakitinya demi membalaskan dendam masa kecilnya atau agar tak ada lagi perlakuan serupa yang menimpanya.

Kabur atau Dihajar

Ini adalah konsekuensi "menumpang hidup" pada orang lain:

"Dia (seorang anak laki-laki yang kini telah beranjak dewasa) dulu pernah tidur di kandang babi itu" begitu kata Mamak sambil menunjuk kandang babi tak jauh dari rumah kami.

"Saat itu babi-babi itu belum ada, di tidur di sana. Pake selimut karung" lanjutnya. "Bahkan adekmu yang berandal saja sampai bisa bangun pagi, hanya untuk memberinya sepotong celana untuk dikenakan" Mengingat adek saya bukan laki-laki penurut yang bisa memberikan hatinya untuk bangun pagi jika sedang di samping Mamaknya.

Menumpang adalah ikut serta (bepergian dan sebagainya); turut tinggal (bermalam dan sebagainya) di rumah orang (KBBI Online). Jika hanya beberapa hari, mungkin pemilik rumah akan dengan senang hati menerima kita. Anggap saja berlibur. Namun bagimana jika menetap? Sementara orang tua masih lengkap?

Ini yang kerap terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Menitipkan anak pada keluarga, membekalinya dengan jutaan biaya hidup sehari-hari tapi jauh dari pandangan mata tidak memberikan jaminan bahwa anak akan hidup bahagia sebagaimana yang orang tua kira.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun