Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Antara Gadget, Mudik dan Malam Takbiran yang Tak Lagi Ramai

14 Juni 2018   23:53 Diperbarui: 15 Juni 2018   00:06 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Perbedaan Malam Takbiran dalam Realita dan Dunia Maya 

Malam takbiran tiba, bulan Ramadan resmi berlalu. Jika tahun lalu keramaian menjadi pemandangan biasa di malam-malam  takbiran dari seluruh berbagai daerah di Indonesia, terutama wilayah-wilayah yang ramai yang penduduk beragam Islam, cahaya petasan ikut memenuhi langit kota yang menjadi bagian dari kebahagiaan, belum lagi suara-suara tabuhan genderang anak-anak muda diarak berkeliling untuk memeriahkan suasana. 

Tahun ini rasanya sedikit berbeda, dari sudut kota yang berbeda, tabuhan dan keramaian perayaan malam takbiran tak lagi sama. Tidak ada lagi suara tabuhan, cahaya petasan minim di langit, hanya suara-suara dari masjid yang terdengar lantang untuk mengumandangkan suara-suara panggilan kedatangan hari Nan Suci. 

Jika malam takbiran di kehidupan nyata mulai menyepi, maka di dunia maya ramai merebak ucapan-ucapan kebahagiaan dalam penyambutan hari raya Idul Fitri. Saling berbagi ucapan, saling menyelamati, saling bermaaf-maafan, untaian kata-kata indah pun mulai berseliweran tak hanya di dunia maya, namun juga di berbagai aplikasi berbasis chatting. 

Gadget yang Mendominasi

Kehadiran teknologi memang sangat mempermudah kehidupan manusia. Segala sesuatu menjadi lebih cepat terselesaikan, yang jauh terasa lebih dekat, komunikasi intens terjaga, tak hanya tentang suara namun juga rupa yang saling sapa melalui video call yang sudah tersedia di berbagai aplikasi. Sayangnya, kehadiran teknologi yang tak terkontrol dapat pula menjadi boomerang sehingga meski mampu memisahkan yang terdekat sekalipun menjadi terasa lebih jauh dari orang yang jauh namun dibuat dekat dengan kehadiran teknologi tersebut. 

Itu pulalah rasanya yang tampak di malam takbiran tahun ini. Tak ada keramaian malam takbiran di kenyataan, sebaliknya malah ramai memenuhi dunia maya. Sepertinya keseruan menghabiskan waktu dengan gadget terasa lebih seru dibandingkan menghabiskan waktu dengan orang-orang terdekat untuk meramaikan malam penyambutan hadirnya Lebaran. 

Mudik

Selain gadget yang mendominasi, mudik juga menjadi salah satu alasan semakin sepinya bulan ramadan. Berkurangnya kuantitas orang-orang karena pulang kammpung di suatu wilayah membuat perayaan berkurang dan minim euforia penyambutan.

Bagaiman kondisi malam takbiran di daerahmu?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun