13 Desember 2017 lalu saya mencoba peruntungan dengan mendaftarkan diri di perusahaan bonafit Indonesia, Pertamina. Bermodal pengalaman kerja dan coba-coba, saya apply untuk posisi yang saat itu sedang terbuka untuk mereka yang telah berpengalaman kerja, PWT.
Siapa yang tak mengenal nama ini? Semua orang yang pernah menduduki bangku kuliah bahkan yang hanya lulusan SMA mengharapkan hal yang sama. Ingin menjadi bagian dari Pertamina yang digadang-gadang sangat memperhatikan kesejahteraan karyawannya.
Lama berselang, tak ada kabar. Saya bahkan sempat melupakan bahwa saya pernah melamar pekerjaan di sana. Hingga tanggal 9 Februari 2018 lalu, saya mendapatkan email Undangan FGD dan interview HR dari Pertamina yang harus saya ikuti Senin 12 Februari 2018.
Tak hanya sebatas email, saya pun menerima sebuah panggilan masuk yang begitu saya cek ternyata adalah nomor resmi recruitment Pertamina. Panggilan yang mempertegas bahwa email tersebut bukanlah email hoax atau undangan yang mengandung unsur penipuan. Melalui telepon tersebut pula, saya diminta untuk membalas email yang telah team recruitment kirimkan untuk memastikan kesediaan saya memenuhi undangan yang telah mereka kirimkan pada saya.
Pertamina, lho! Siapa yang tidak tergiur? Jelas saya mau!
Tidak menunggu lama, email tersebut saya balas dengan mencantumkan bahwa saya bersedia untuk memenuhi undangan yang mereka berikan pada saya.Â
Sepanjang hari, pun Sabtu dan Minggu, saya kepikiran harus ijin apa hari Senin pada pimpinan untuk mewujudkan impian saya berada di perusahaan bonafit ini. Barangkali ini adalah salah satu rencana Tuhan yang harus saya perjuangkan untuk bisa berada di sana. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk bolos dan tidak memberi kabar sama sekali ke kantor. Untuk sebuah harapan yang patut diperjuangkan. (Hi, Pak, saya tahu Bapak akan baca artikel ini, besok-besok saya traktir kopi mahal. Jangan bilang-bilang Ibu ya! Hehehe)
Senin, 12 Februari 2018, bersama dengan restu orang tua yang menahan haru mendengar saya mendapat undangan recruitment Pertamina, saya melangkahkan kaki menuju kantor pusat Pertamina yang berada di Jl. Medan Merdeka Timur Jakarta Pusat -- sesuai yang tertera di undangan.
Harap-harap cemas akan hari yang akan saya jalani pun membayangkan siapa saja yang akan saya hadapi. Belum lagi bayangan FGD yang bahkan pertama kali saya tahu dari undangan mereka tersebut dan belum pernah merasakan hal yang seperti itu. Tidak apa-apa, untuk berada di puncak, ada ragam tantangan yang harus dihadapi kan? Setidaknya doa orang tua sudah kukantongi.
Bersama dengan puluhan wanita cantik lainnya dari berbagai kota di Indonesia, kami dibagi menjadi dua kelompok dan bergantian menghadapi FGD. Kala kelompok kami menghadapi FGD, kelompok lain satu per satu diiterview oleh HR, begitupun sebaliknya.
Hingga kemudian semua proses tersebut usai kurang lebih pukul 16.00 WIB. Sebenarnya bisa langsung pulang, hanya saja karena memang sama-sama berjuang, kami memutuskan untuk saling tunggu dan saling support satu dengan yang lain sampai semua benar-benar selesai.