Dia merupakan salah satu orang kepercayaaan sekaligus peliharaan pihak istana bertugas buat kegaduhan di dunia maya.
Banyak yang berpikir, bila Denny ini dibayar Pemerintah untuk bercuap-cuap di media sosial yang isinya lebih kepada berita bohong, fitnah dan adu domba.
Tugasnya sangat mudah. Memecah konsentrasi masyarakat atas suatu isu politik negara hari ini bisa teralihkan.
Bahkan membuat skenario, seakan-akan kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah sudahlah benar. Tak perlu lagi disalahkan, atau menyudutkan Presiden Joko Widodo dan kawan-kawan.
Tak jarang, dalam postingannya, Denny kerap menyebut masyarakat yang menyalahkan kebijakan pemerintah dikarenakan belum bisa menerima kenyataan bila Joko Widodo menang telak dari hasil pilpres 2019 lalu itu.
Namanya saja pegiat media sosial. Rahasia umum bila DS begitu saya menyingkat biar enak saja menuliskannya di artikel ini menjalankan perannya selaku peliharaan istana mengalihkan isu politik di dunia maya.
Ya, bagi mereka yang tidak suka atas kebijakan yang dibuat pemerintah maka DS lah yang bertugas. Dengan memberikan pernyataan berupa pembelaan dan menyampaikan informasi yang bohong tidak sesuai fakta. DS mengada-ada untuk membela Presiden Joko Widodo Cs bila masyarakat menggunjingkan induk semangnya itu.
Banyak fakta yang disampaikan hanya berdasarkan asumsi belaka. Yang dikemas serupa mungkin agar pihak yang dianggap menentang kebijakan pemerintah bisa terdiam untuk tidak lagi menyalahkan.
Membela, bahkan memutar balikan fakta dengan memfitnah rivalitas yang dianggap musuh pemerintah. Tidak hanya satu atau dua postingan saja yang buat hati rakyat luka atas pernyataannya di jagat maya tersebut.
Bila rakyat terpancing emosi, maka DS merasa menang. Karena DS tak suka bila netizen tersebut menyalahkan kebijakan yang dibuat oleh Presiden Joko Widodo.
Posisi DS ini sebenarnya baru muncul ke publik setelah pilpres lalu.