Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Habib Rizieq Lakukan Restart?

17 Agustus 2020   10:31 Diperbarui: 17 Agustus 2020   10:49 1390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Habib Rizieq dan Habib Asegaf punya nasib berbeda. Rizieq namanya terus berkibar dan diagungkan, tapi tidak dengan Habib Asegaf. Padahal, di lingkungan umat Islam, sebutan habib mendapat tempat di hati dan dihormati.

Tak habis pikir, keluarga Habib Asegaf hanya lantaran berberda "warna" dalam melaksanakan ibadah diserang. Pelakunya adalah kelompok radikal. Di negeri ini, kelakuan kelompok itu makin brutal. Di sisi lain, ketika pihak kepolisian menghadapi kasus intoleransi yang berkaitan dengan agama di lapangan, mereka sepertinya ragu.

Sulit mengambil tindakan tegas saat menghadapi kebrutalan kelompok intoleransi. Tak heran, karenannya, seperti kejadian di Solo, saat keluarga Habib Asegaf Al-Jufri diserang kelompok intoleran, anggota Polri setempat ikut mengalami tindak kekerasan dari kelompok massa yang mengaku sebagai laskar Islam.

Pada Sabtu (8/8/2020) malam, keluarga Habib Asegaf Al-Jufri, -yang tengah melaksanakan  doa pernikahan di kawasan Mertodranan, Kelurahan/Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo, diserang anggota kelompok yang menamakan diri sebagai laskar Solo. Lantas, pasca perisiwa penyerbuan tersebut, pihak berwajib mengambil tindakan cepat dan mengamankan para pelaku penyerbuan.

Sambil menanti janji pihak berwajib menuntaskan kasus tersebut, yang pasti setiap kali mencuat kekerasan intoleransi, para tokoh masyarakat termasuk petinggi negeri ini dan pemuka agama mengeluarkan pernyataan seragam mengutuk tindakan kekerasan tersebut namun terkesan lambat.

Setelah itu, kita semua seperti hanyut dan lupa akan kasus tersebut. Padahal, kita sudah sepakat bahwa intoleransi tak sejalan dengan paham agama itu sendiri. Paham radikalisme, terlebih dengan embel-embel agama, harus diberantas.

Janganlah kita menerasa dan mengaku paling agamais, juga jungan berlebihan mengaku sebagai Pancasialis di negeri ini. Begitu pesan Presiden Joko Widodo kala berpidato di gedung parlemen belum lama ini.

Pertanyaannya, kok kejadiannya sering berulang?

Di negeri ini, organisasi kemasyarakatan Front Pembela Islam (FPI) masih dikesankan anggotanya banyak melakukan kekerasan atas nama agama. Kekerasan itu telah menjadi stigma dan  hingga kini masih kuat melekat dalam benak di sebagian anggota masyarakat.

Namun belakangan ini Ormas Islam ini tengah menarik simpati publik. Hal itu terlihat dari aktifnya anggota FPI giat memasang spanduk menyambut HUT RI dengan memasang Habib Rizieq menyampaikan pesannya dari Arab Saudi Dirgahayu RI ke-75.

Habib Rizieq berpose sedang duduk memakai pakaian serba putih. Kemudian tertera tulisan ucapan Dirgahayu RI ke-75 bersama Imam Besar Habib Rizieq Shihab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun