Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Habib Rizieq Lakukan Restart?

17 Agustus 2020   10:31 Diperbarui: 17 Agustus 2020   10:49 1390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita pun jadi bertanya-tanya, betulkah Habib Rizieq masih mencintai negeri ini. Pertanyaannya, kok masih betah bermukim di Arab Saudi. Lantas, mengapa tak menggaungkan dan memasang pesan melalui spanduk bahwa Habib ingin kembali ke Tanah Air.

Sekali lagi, mengapa tidak besar-besaran memasang spanduk dengan pesan kembalikan Habib Rizieq ke Tanah Air?

Jika kepergiannya ke Arab Saudi atas biaya sendiri, ya akui saja bahwa hal itu atas kehendak sendiri. Bukan lantas melempar alasan dicekal pemerintah. Hingga kini,  publik masih ingat kasusnya.

Andai saja kekurangan biaya untuk pulang, tentu saja masih ada pihak membantu membelikan tiket kepulangannya.

**

Sementara itu keluarga Habib Asegaf Al-Jufri, memang, ketiban sial. Mengapa dikatakan sial, ya lantaran ia tahu persis di daerah setempat sejak lama "dimata-matai" kelompok lasar dan intoleran di kota tersebut.

Kelompok warga yang mengaku dirinya paling Islami itu tahu persis keluarga Habib Asegaf adalah penganut syiah. Karenanya, tak heran, ketika kelompok laskar menyerang menyebut darahnya halal dan syiah bertentangan dengan Islam.

Karenannya, ketika keluarga Habib Asegaf menggelar doa midodareni disangka atau dikiranya tengah melaksanakan ritual terlarang. Ini sungguh keterlaluan, sebagai orang Jawa -- bermukim di Solo pula -  tak paham midodareni itu apa?

Kegiatan itu biasanya diselenggarakan sebagai rangkaian upacara adat bagi pengantin perempuan pada malam menjelang ijab kabul atau pesta pernikahan.

Sungguh terlalu, para laskar itu tak memahami makna midodareni. Bagai orang kerasukan "setan", mereka memaksa masuk ke kekediaman dan melakukan perusakan kendaraan, memukuli anggota keluarga sang habib.

Organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) -- seperti juga pada kejadian serupa sebelumnya -- mengeluarkan pernyataan mengutuk tindakan kekerasan yang dilakukan laskas di Solo itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun