Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Doa

20 Maret 2020   10:12 Diperbarui: 20 Maret 2020   10:29 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sang ustaz ketika memberi tausiyah pada Kamis malam (19/3). Foto | Dokpri

Suasana pengajian di masjid kampung kami, Kamis malam (19/3/2020), agak berbeda. Bukan lantaran susutnya anggota pengajian itu, tetapi ya memang sudah biasa pengajian diikuti tak lebih dari hitungan jari. Yang berbeda dan agak istimewa adalah sang ustaz seperti membuat gebrakan, tidak seperti biasanya didahului bacaan tahlil kemudian diisi dengan tadabur Alquran.

Setelah mengucapkan salam, ia langsung membuka kitab. Lalu sang ustaz yang tak mau disebut jatidirinya dan tinggal di pinggiran wilayah Jakarta Timur, tepatnya Kampung Ceger, - tetangganya Kampung Rambutan, dekat terminal itu – mengingatkan kepada anggota pengajian akan dahsyatnya daya rusak virus Corono.

Para ahli kesehatan menyebutnya virus COVID-19. Para ahli jauh sebelum virus itu masuk ke negeri ini sudah mengingatkan warga, tidak hanya di Indonesia juga di belahan negara lain, agar selalu hidup bersih. Untuk membendung virus Corona masuk, daya tahan tubuh tiap individu harus dijaga. Anjuran cuci tangan dari pakar kesehatan harus diindahkan.

Kita, yang setiap hari hidup tak lepas dari kebiasaan mengambil air wudhu sebelum shalat lima waktu, tentu tak masalah. Sebab hal itu sudah menjadi kebiasaan dalam keseharaian. Hanya saja, kualitas membersihkan tangan itu kini harus ditingkatkan. Menggunakan sabun ketika cuci tangan tentu sangat dianjurkan.

Bukankah kebersihan itu sebagian dari iman. Ia pun lantas mengingatkan bahwa membendung masuknya virus Corona tak cukup dilakukan orang per orang. Tetapi semua pihak karena penyakit itu tak kenal strata sosial. Yang miskin tak boleh sakit. Juga yang kaya harus memberi contoh dalam menjaga kesehatan dan kebersihan.

Siapa pun dia, etnis dari pulau dan negeri mana pun, jika kita menyaksikan perkembangan berita dewasa ini, punya potensi terserang virus ini. Ini ujian bagi seluruh umat manusia. Kepedulian semua pihak harus bersama-sama karena penyakit itu tak kenal kasta, ras, golongan dan agama.

Imbauan agar warga pro aktif jika petugas kesehatan memeriksa kesehatan seseorang tak perlu “dicereweti”. Beri dukungan dan apresiasi. Hindari egoisme. Jika merasa tak sehat jangan memaksakan diri ikut dalam kerumunan orang banyak. Segera periksakan kesehatan.

Nah, kita bagi umat Muslim beruntung. Kok, beruntung? Orang lagi tengah mengalami musibah disebut beruntung?

Ini maskud pak ustaz, setiap musibah sayogiaya harus dipandang bahwa hal itu berasal dari Allah. Peristiwa ini harus dimaknai bahwa umat manusia diingatkan betapa besarnya kekuasaan Allah. Ia maha gagah, maha pencipta, maha mengetahui dan kita semua selalu berada di dalam genggaman-Nya.

Jadi, jika manusia kini takut, ngeri terhadap daya rusak virus Corona, sayogiaya juga harus takut kepada Allah jika kita banyak berbuat dosa. Namun harus diingat bahwa Allah pun maha pengasih dan penyayang kepada umatnya. Karena semua itu (masalah dan cobaan) atas kehendak-Nya, maka sudah sewajarnya umat untuk memohon perlindungan kepada-Nya juga.

**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun