Ini benar-benar kabar buruk bagi para koruptor. Mengapa?
Alasannya, disebut sebagai kabar buruk, karena untuk membuktikan pelaku koruptor kini semakin mudah. Caranya, yang bersangkutan diminta berikrar di Masjid Sumpah. Kalau si koruptor tetap berbohong, maka ia akan "termakan" oleh kebohongannya seperti yang disampaikan di Masjid Sumpah itu.
Tentu saja, memeriksa pembohong di Masjid Sumpah dapat dijadikan pilihan. Setidaknya, sebagai alternatif untuk memperlancar pemeriksaan. Terutama bagi koruptor di negeri tercinta ini. Tak salah, karenanya, bagi koruptor ini adalah berita buruk.
Ssekali lagi, disebut berita buruk bagi koruptor, ya tadi karena untuk memastikan pelakunya berbohong menjadi semakin mudah. Mudah karena di masjid tersebut memiliki kekuatan spiritual khusus. Atas izin Allah, apa bila pelaku koruptor ingkar ketika diperiksa di dalam Masjid Sumpah, maka yang bersangkutan - dengan berbagai cara Allah - akan celaka, tertimpa musibah tidak terlalu lama.
Pada Rabu (13/11/2018) lalu, penulis bertandang dan shalat zuhur di rumah ibadah tersebut. Lokasi Masjid Sumpah berada di Kampung Terate Udik, Kelurahan Masigit, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon. Oleh warga setempat masjid ini dikramatkan. Pasalnya, selain sebagai tempat ibadah juga untuk menyelesaikan masalah dengan sumpah.
Seperti disebut tadi, ya orang yang mengangkat sumpah - di bawah kitab suci Alquran pula - kemudian berbohong, maka musibah cepat datang menghinggap.
"Siapa berani?" kata ustaz Haeruddin yang juga salah seorang imam masjid tersebut.
Untuk tempat imam, bentuk bagian atas kepala berupa setengah lingkaran dengan tinggi sekitar 1,5 meter. Tentu saja orang berbadan tinggi lebih dari itu ketika menjadi imam, maka kepala harus sedikit ditundukan. Bisa jadi, dengan ketinggian tersebut, sang pembuat bangunan masjid tersebut awalnya menitipkan pesan bahwa siapa pun dia harus tunduk lahir dan batin di hadapan Allah.