Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jangan Renggut Hak Anak

20 September 2018   04:12 Diperbarui: 21 November 2019   11:51 1662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.smosh.com

Pertemuan kedua perempuan bersahabat itu berlanjut. Hal itu berawal dari komunikasi melalui media sosial, Facebook. Maklum, Facebook tergolong paling unggul dalam mempertemukan orang-orang tercinta. 

Cinta lama bersemi kembali lantaran foto yang diunggah nyata dan terbaru. Pembicaraan meluas, hingga pada suatu pertemuan, keduanya sepakat menjodohkan anak mereka yang masih kecil.

Dua ibu rumah tangga bersahabat. Setiap hari berkomunikasi melalui telepon genggam. Semakin mudah dan murah cara berkomunikasi, seperti melalui WA, persahabatan kedua wanita paruh baya itu seolah semakin melebihi rasa cinta kepada suami.

Jika saja suami dari dua perempuan bersahabat itu tidak bisa mengendalikan emosi dirinya, dapat dipastikan mereka bertengkar. Alasannya, perempuan-perempun berpendidikan bagus itu sepertinya sudah terperangkap jalinan persahabatan yang melebihi batas-batas kewajaran.

Pagi kirim pesan melalui WA. Siang demikian juga. Aktivitas di dapur difoto dan dikirim via WA. Hal serupa juga terjadi pada lawan komunikasinya, sahabatnya, dengan mengirim aktivitas dirinya ditambahi pesan-pesan copy paste dari anggota WAG.

Setelah ditelitik, kedua perempuan ini bersahabat memang sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD). Persahabatan mereka masih berlangsung sampai sekolah lanjutan atas. Dan, ketika mereka duduk di bangku kuliah komunikasinya terputus hingga keduanya masuk dalam kehidupan baru, berpacaran hingga berumah tangga. Mereka bersua kembali melalui jalur media sosial.

Nah, penulis tak ingin membahas soal cinta meski sedikit bersinggungan. Sungguh mengejutkan, kedua perempuan ini dalam suatu pertemuan penuh dengan keakraban mencurahkan isi hatinya. Keduanya mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan bahwa dirinya masing-masing dalam keadaan sehat. Rumah tangga mereka berkecukupan.

Ilutrasi, perkawinan anak. Foto | VOAIndonesia.com.
Ilutrasi, perkawinan anak. Foto | VOAIndonesia.com.
"Yu, bagaimana kalau anak-anak kita, kita jodohkan," kata Susi, rekannya Yayu dalam pertemuan di sebuah mal.

"Hahahaha," Yayu menjawab sambil manggut-manggut tanda setuju atas tawaran sahabatnya itu.

Semula Yayu nampak kaget. Memandangi sahabatnya yang berbicara serius. Dipandangi. Terus dipandangi hingga akhirnya tertawa seperti itu. Di benaknya, sempat terbayang dengan puterinya yang masih mungil. Baru duduk di kelas enam sekolah dasar. Usia yang sama juga ada di putera Susi, yang nampak "gatel" ingin punya mantu.

Dari kejauhan, nampak kedua perempuan itu berangkulan. Berpelukan. Tanpa sadar gaun Yayu mengangkut di sedotan mimunan di atas meja. Prang, suara gelas terjatuh dan banyak orang yang melintas menengok ke arah dua perempuan yang nampak tengah bersuka-ria.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun