Mohon tunggu...
Edward Mario Warus
Edward Mario Warus Mohon Tunggu... Human Resources - S1 Unika Atma Jaya Jakarta

Human Resources & Development Management student

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gelombang Kedua Corona di Indonesia

4 Juni 2020   19:39 Diperbarui: 4 Juni 2020   19:37 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sudah kurang lebih dua bulan kita menghadapi wabah pandemik Covid-19 yang telah merenggut nyawa lebih dari 1.000 orang dan menjangkiti hampir 22.000 orang di Indonesia. Tetapi hal ini tetap tidak membuat warga semakin siaga terhadap penyebaran wabah ini. 

Pasalnya, menjelang lebaran Idul Fitri tahun ini yang jatuh pada tanggal 24 Mei 2020 banyak warga di beberapa kota besa keluar memenuhi pasar atau pusat perbelanjaan tanpa mengindahkan himbauan pemerintah. 

Padahal pemerintah sudah memintah warga untuk berhati-hati terkait gelombang kedua virus ini. Pemerintah sendiri sedang mempersiapkan skenario terburuk apabila gelombang kedua virus Covid-19 ini terjadi di Indonesia. 

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mengkonfirmasi bahwa mereka sedang menyusun langkah-langkah yang dibutuhkan ketika gelombang kedua virus ini menghantam Indonesia, meski berharap hal ini tidak akan terjadi. 

Para ahli Epidemiolog mengatakan bahwa setiap muncul wabah pandemik, sejarah membuktikan selalu muncul gelombang kedua. Gelombang kedua muncul setelah pandemi mengalami satu kali kurva.

Satu kali kurva atau gelombang pertama wabah pandemik ini dimulai saat kasus pertama dikonfirmasi, sampai pada puncak kasus dan kemudian mengalami penurunan. Hal ini terlihat seperti di Jerman dan Korea Selatan, ketika kedua negara ini sudah mengalami penurunan kasus yang drastis lalu mencoba melonggarkan protokol kesehatan mereka yang tidak sampai 2 hari kasus positifnya naik kembali.

Permasalahan yang sedang dihadapi di Indonesia adalah bahwa memasuki fase puncak gelombang pertama saja belum. Memang kasus positif di Indonesia selalu naik-turun setiap hari, tetapi angkanya stabil diatas 400 kasus perhari. Ini yang menyebabkan banyak ahli epidemiolog di Indonesia belum bisa memprediksi kapan gelombang pertama ini akan selesai. 

Prediksi mereka terkait fase puncak gelombang pertama di bulan Mei saja sudah meleset akibat tindakan pemerintah yang kurang siap serta masyarakat yang tidak terlalu peduli terhadap wabah ini.

Keterbatasan data tes dari pemerintah yang tidak proporsional menjadi faktor utama mengapa wabah ini sepertinya akan cukup lama berada di Indonesia. 

Tidak memanfaatkan waktu untuk melakukan tes secara masif dan pembuatan lab membuat pencegahan virus ini kalah jauh dengan pesebarannya. Apalagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan akan mengalai perbedaan dalam melihat gelombang pertama virus Covid-19. Sehingga bisa terjadi adanya variasi epidemi di sejumlah pulau. 

Ditambah lagi dengan kebijakan yang kurang optimal serta masyarakat yang tidak mematuhi aturan membuat episentrum virus ini berpindah-pindah dan semakin susah melakukan tracking terhadap baik Pasien dalam Pemantauan (PDP) dan Orang Tanpa Gejala (OTG). Saat ini diketahui pusat penyebaran (episentrum) virus ini mulai berpindah dari Jakarta ke Jawa Timur, terlihat dari jumlah kasus di Jawa Timur yang meningkat tajam akibat banyaknya orang dari luar Jawa Timur yang masuk dalam beberapa pekan terakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun