Bangli -- Dalam upaya meningkatkan literasi digital dan kesadaran keamanan siber sejak dini, sebuah Sekolah Dasar di Bangli menjalin kolaborasi dengan Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI) untuk mengimplementasikan pembelajaran berbasis multimedia interaktif. Program ini menjadi langkah strategis dalam menjawab tantangan era digital yang semakin kompleks, terutama bagi generasi muda.
Kepala Sekolah mengungkapkan, penerapan multimedia interaktif ini dirancang untuk membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa. Materi yang disampaikan mencakup pengenalan dasar tentang keamanan siber, etika dalam menggunakan internet, serta cara melindungi diri dari potensi ancaman digital.
"Anak-anak sekarang akrab dengan internet dan media sosial. Penting bagi kami membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan agar dapat menggunakan teknologi secara aman dan bertanggung jawab," ujarnya.
Dukungan INSTIKI mencakup penyediaan materi pembelajaran digital, pendampingan guru dalam pemanfaatan teknologi, serta pelatihan penggunaan perangkat seperti Chromebook untuk menunjang proses belajar. Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga memahami risiko dan langkah pencegahan yang diperlukan di dunia maya.
Program ini juga selaras dengan penerapan Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran berpusat pada peserta didik serta penguatan kompetensi abad ke-21, termasuk keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif. Harapannya, inisiatif ini dapat menjadi model pembelajaran yang menginspirasi sekolah lain di Bangli untuk mengintegrasikan pendidikan keamanan siber dalam kurikulum mereka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI