Mohon tunggu...
Rima Iqrima
Rima Iqrima Mohon Tunggu... Lainnya - ᮙᮨᮔ᮪ᮏᮓᮤ ᮇᮛᮀ ᮚᮀ ᮘᮨᮁᮔᮤᮜᮄ

Jangan lupa untuk merasa cukup (Bersyukur). Kamu bisa temuiku di Youtube "Rima Iqrima"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pandemi Butuh Digitalisasi

22 Desember 2020   12:52 Diperbarui: 22 Desember 2020   13:18 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Koronavirus atau yang biasa disebut dengan virus Corona sangat mematikan. Wujudnya tidak tampak tetapi akibatnya begitu signifikan. Awal munculnya virus tersebut di negara China tepatnya di Wuhan. Sampai sekarang kesehatan dunia secara batin sedang diuji oleh Tuhan. Masa pandemi membuat sektor pemerintahan mengalami penurunan, khususnya dalam bidang pendidikan. Namun, tanpa disadari sebelum terjadinya pandemi sektor pendidikan di Indonesia belum mencapai tahap maksimal jika dibandingkan dengan negara lainnya.

Pendidikan di Indonesia diberlakukan PJJ atau e-learning. Bulan November lalu khusus daerah yang berzona kuning, pemerintah mengizinkan adanya tatap muka. Namun, bulan Desember diadakan AKB (Adaptasi Kebiasaan Baru) semua lembaga pendidikan kembali daring. Tujuan diberlakukannya pembelajaran daring, sebagai bentuk usaha pemerintah untuk meminimalisasi mata rantai penularan. Berbicara mengenai dampak negatif pandemi tidak ada habisnya. Ambil sisi positifnya, adanya pandemi ini menyadarkan manusia khususnya lembaga pendidikan menyadari akan adanya teknologi yang mutakhir.

Pembelajaran daring ini tentunya tidak dapat dipisahkan dengan dunia digital. Mengapa demikian? Sebab, pembelajaran daring memerlukan media digital. Misalnya, pemerintah memanfaatkan Televisi sebagai sarana belajar jarak jauh. Melalui digitalisasi, pendidikan di Indonesia mulai dapat diatasi di masa pandemi ini. Urgensi digitalisasi dalam masa pandemi ini mulai terlihat dan disadari.

Digitalisasi ialah sistem implementasi yang otomatis menggunakan media digital dalam artian bukan manusia (Aji, 2016 : 43). Sehingga, digital dengan media itu saling berkaitan, yakni berkembangnya media analog sampai digital beriringan dengan majunya teknologi. Setelah adanya pandemi ini, media digital berpotensi besar mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia. Semua kegiatan praktis tanpa terhalang oleh jarak, dapat dilakukan kapan dan dimana saja. Digitalisasi pembelajaran ini cukup baik diterapkan dalam pendidikan Indonesia. Negara lain sudah menerapkan digitalisasi pembelajaran, misalnya negara Amerika.

Urgensi digitalisasi pembelajaran pada masa pandemi ini dapat meminimalisasi gagap tekonologi. Pendidik dan peserta didik mulai mengenal media digital dalam pembelajaran. Sebelum pandemi, pendidik mungkin jarang sekali mengenalkan media digital kepada peserta didik. Biasanya, pendidik sering menggunakan media analog serta model pembelajaran konvensional dalam hal belajar. Namun, sayangnya hal tersebut tidak sesuai dengan realita di lapangan. Tidak meratanya teknologi dan jangkauan internet di berbagai daerah membuat peserta didik serta guru mengalami kesulitan. Sehingga, tidak terealisasinya digitalisasi pembelajaran di daerah terpencil guru harus door to door dalam menyampaikan materi.

Digitalisasi pembelajaran pada masa pandemi ini dapat mengurangi biaya membeli buku latihan soal atau bimbingan belajar. Sebab, adanya media digital buku latihan soal dapat diakses secara gratis melalui e-book atau e-modul yang telah disediakan oleh pendidik. Kemudian, peserta didik dapat menonton video melalui media pembelajaran virtual. Akan tetapi, sebagian orang sulit mengaksesnya, serta faktor eksternal seperti kuota menjadi momok di kalangan pelajar. Tindakan pemerintah seperti Kemendikbud dan Kemenag menyalurkan bantuan kuota untuk pelajar dan pengajar.

Pembelajaran melalui media digital dapat menumbuhkan kreativitas pelajar. Sekarang ini, cukup banyak sekali kreatifitas pelajar yang diunggah melalui platform, misalnya media pembelajaran melalui video di akun Youtube. Daya kreatif dan inovatif pelajar secara tidak langsung diasah dengan adanya pandemi ini. Pemikiran kritis dan komputasional peserta didik mulai tumbuh dalam menghadapi revolusi digital atau industri 4.0.

Adanya digitalisasi ini, pembelajaran lebih bervariasi. Pendidik dapat memanfaatkan media digital sebagai sarana belajar dan bermain. Tentu saja, pendidik dapat memanfaatkan bahkan menciptakan aplikasi layanan pembelajaran seperti kuis. Pemanfaatan media pembelajaran kuis di era pandemi dapat meminimalisasi rasa jenuh peserta didik. Dengan demikian, pendidik harus bisa mengolaborasi media digital dalam pembelajaran.

Alternatif pemutusan mata rantai tak lain datang dari adanya digitalisasi pembelajaran. Wabah Koronavirus ini diharuskan untuk menjaga jarak, dengan adanya digitalisasi, pembelajaran dilakukan secara jarak jauh hanya melalui layar. Pendidik dapat memanfaatkan video conference sebagai pembelajaran dua arah. Dalam memanfaatkan media video conference ini, pendidik harus mengecek dan memilih aplikasi yang cocok dan merata dapat diakses peserta didik.

Urgensi digitalisasi pembelajaran beriringan dengan tantangan implementasi digitalisasi. Secara garis besar, tantangan tersebut muncul dari 3 aspek, yakni sarana dan prasana, aksebilitas, serta sumber daya manusia. Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, setiap urgensi pasti memiliki kelemahannya. Ketiga tantantangan tersebut tidak dapat dihindari oleh pendidikan di Indonesia. Sarana dan prasana misalnya media pembelajaran kurang memadai, tidak semua peserta didik memiliki gawai yang memadai. Aksebilitas misalnya pihak sekolah mengadakan jaringan internet. Kemudian yang terakhir dari aspek sumber daya manusia, setiap lembaga pendidikan mengadakan pelatihan guru terhadap bidan IT (Informasi dan Teknologi) supaya pendidik tidak salah dalam memanfaatkan digitalisasi pembelajaran.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa digitaliasai pembelajaran di masa pandemi ini sangat urgensi. Sebab, adanya digitalisasi pembelajaran meminimalisasi gagap teknologi, mengurangi biaya untuk membeli sarana pembelajaran, dapat menumbuhkan kreativitas, serta memutus mata rantai penularan. Selain itu, tantangan dalam digitalisasi pembelajaran ini meliputi 3 aspek yaitu sara dan prasarana, aksebilitas, serta sumber daya manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun