Oleh. Eduardus Fromotius Lebe
(Penulis, Konsultan Skripsi dan Dosen)
Pemerintah memutuskan untuk melonggarkan aktivitas masyarakat ditengah menurunnya penyeberangan covid-19 di Indonesia. Salah satunya dengan menerapkan sistem work from office (WFO) atau bekerja di kantor. Beberapa sektor yang menerapkan sistem work from home (WFH) adalah sektor bisnis, perkantoran dan pendidikan.
Selama masa pandemi covid-19, beberapa sektor tersebut diwajibkan menerapkan sistem WFH atau bekerja dari rumah. Seluruh aktivitas kerja berlangsung di (dari) rumah. Termasuk kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dari rumah.
Perlu disadari bahwa WFH yang dijalankan selama masa pandemi covid-19 merupakan pilihan terbaik dari yang terburuk (minus malum). Sebab, apa pun alasannya bila dibandingkan dengan bekerja di kantor atau di sekolah (bagi guru) jauh lebih efektif dari pada bekerja dari rumah. Hanya saja dimasa pandemi covid-19, bekerja dari rumah merupakan pilihan alternatif terbaik untuk menghindari dampak yang lebih buruk.
Bagi guru mengajar jarak jauh dengan bantuan media pembelajaran online memiliki tantangan tersendiri. Banyak keluhan dari guru maupun dari siswa selama pelaksanaan pembelajaran secara online.Â
Pelaksanaan pembelajaran online secara tiba-tiba membuat guru dan siswa kebingungan. Bahkan masih ada sekolah yang belum menemukan format pembelajaran online yang kompatibel.
Kembali WFO, berarti guru kembali menerapkan pembelajaran tatap muka seperti biasa. Pembelajaran berlangsung disekolah dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Inilah yang dinanti-nanti kan oleh para guru dan siswa.
Bagi guru bisa mengajarkan siswa secara langsung jauh lebih efektif daripada pembelajaran secara online. Begitu pun bagi siswa, selain lebih mudah berinteraksi dengan guru, ini adalah kesempatan baik untuk kembali bermain dan belajar bersama teman-teman.
Kembali WFO, bagi para guru memiliki konsekuensi logis untuk merampungkan seluruh materi ajar yang terhambat selama pembelajaran daring. Sebab, berdasarkan hasil kajian penulis, pelaksanaan pembelajaran daring tidak berjalan optimal. Pola pembelajaran daring lebih menitikberatkan pada penugasan kepada siswa.