Mohon tunggu...
Media publish
Media publish Mohon Tunggu... Penulis - Indonesia

Berkarya lewat tulisan mu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siapkah Generasi Muda Menyambut BONUS DEMOGRAFI?

23 Februari 2020   13:52 Diperbarui: 23 Februari 2020   15:02 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekretaris DPD GAMKI Jawa Tengah.

Indonesia sebentar lagi akan memasuki bonus demografi yang diperkirakan terjadi di tahun 2030. Indonesia sendiri merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki jumlah penduduk terbesar. Akankah masyarakat Indonesia siap menyambut datangnya bonus demografi, khususnya generasi muda?.

Menuju bonus demografi di Indonesia, kita perlu melihat beberapa hal menyangkut usia produktif dan usia nonproduktif. Karena usia produktif sangat diharapkan menjadi penyeimbang bagi usia nonproduktif. Dimana, Usia produktif saat ini diperkirakan lebih besar dari pada usia nonproduktif. Usia produktif diperkirakan mulai usia 15-64 tahun, sedangkan usia nonproduktif rata-rata berusia dibawah 15 tahun dan berusia diatas 64 tahun.

Dikutip dari IDM TIMES, "Jumlah penduduk Indonesia selama beberapa tahun mendatang akan terus meningkat. Berdasarkan data yang dimiliki oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2018 lalu jumlah populasi Indonesia mencapai 265 juta jiwa. Kemudian, pada 2024, angkanya berpotensi meningkat hingga 282 juta dan sekitar 317 juta jiwa pada 2045.

Data BPS 2018, jumlah generasi millennial berusia 20-35 tahun mencapai 24 persen, setara dengan 63,4 juta dari 179,1 juta jiwa yang merupakan usia produktif (15-64 tahun). Tidak salah bila pemuda disebut sebagai penentu masa depan Indonesia. Inilah yang disebut sebagai bonus demografi".

Melihat data diatas, akankah pemuda siap menyambut datangnya bonus demografi di Indonesia?. Hal tersebut merupakan tantangan bagi pemuda di Indonesia, jika pemuda hari ini sudah mulai siap maka bonus demografi mendatang akan menjadi peluang bagi generasi muda saat ini. Sebaliknya, jika pemuda saat ini tidak siap dalam menyambut bonus demografi dimasa mendatang, maka bonus demografi akan menjadi masalah dan tantangan bagi generasi muda.

Bonus demografi bisa dibilang memiliki peluang besar, jika pemuda siap dalam berbagai bidang. Artinya, pemuda harus mampu menguasai berbagai bidang ilmu dalam rangka menyambut bonus demografi di Indonesia. Jika tidak, maka bonus demografi bisa dibilang sebagai bencana demografi.

Tantangan dalam menyambut demografi saat ini masih terdapat jumlah pengangguran terdidik diberbagai daerah. Jika pemerintah ingin menikmati bonus demografi sebagai peluang kemakmuran Indonesia, maka mulai dari sekarang diperlukan kerja dan kerja guna memangkas angka pengangguran terdidik di Indonesia, agar dapat mengimbangi jumlah pengangguran non terdidik. Jika tidak dibenahi dan dikerjakan dari sekarang maka bukan bonus demografi, melainkan bencana demografi yang kita terima.

Hal tersebut semata-mata menjadi sebuah langkah menuju kemakmuran dalam menyambut bonus demografi mendatang di Indonesia. Apalagi saat ini tengah memasuki era digitalisasi yang semakin pesat, maka diperlukan skill dan ketrampilan dalam menguasai teknologi.

Menurut data yang disampaikan oleh peneliti INDEF, Bhima Yudhistira “Tingkat pengangguran terdidik di SMK masih cukup tinggi, yakni 11,24 persen, disusul SMA 7,95 persen, diploma 6.02 persen, universitas 5,89 persen. Angkanya justru kalah jauh dibanding pengangguran dari tamatan SD yakni 2,43 persen dan SMP 4,8 persen". Untuk itulah diperlukan penyadaran diri sebagai generasi muda terdidik untuk dapat berbenah diri agar tidak menjadi korban bonus demografi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun