Mohon tunggu...
Edi Tri
Edi Tri Mohon Tunggu... Editor - Kuliah di IAIN JEMBER jurusan Pendidikan Bahasa Inggris

Semoga bisa bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan tentang Hakikat Manusia, Masyarakat, Alam, dan Ilmu Pengetahuan

3 April 2020   18:48 Diperbarui: 3 April 2020   18:56 4103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

1.Hakikat Manusia


Menurut bahasa atau etimologi manusia merupakan suatu insan yang berakal budi (sanggup menguasai makhluk lain); insan; maupun orang. Makhluk berarti; substansi yang dijadikan atau diciptakan oleh Tuhan (seperti; manusia, binatang dan tumbuhan). Makna pengertian manusia secara bahasa ini memberikan penjelasan bahwa manusia diciptakan oleh Allah dengan diberikannya suatu kelebihan yaitu akal sehingga dengan kelebihan itu lah dapat memungkinkan manusia untuk mengendalikan makhluk yang lain baik itu binatang maupun tumbuhan.  Secara terminologi atau yang biasa di sebut istilah pengertian manusia dapat dilihat dari beberapa pendapat para ahli. Salah satu pendapat tersebut menurut Sastraprateja adalah:

Manusia merupakan makhluk yang bersejarah. Hakikat manusia itu sendiri merupakan suatu historis, suatu peristiwa atau kejadian yang bukan hanya semata-mata bentuk tunggal dari data (datum). Hakikat manusia itu hanya dapat dilihat dari dalam perjalanan sejarah yakni perjalanan manusia.

Sastraprateja menyampaikan kelanjutan bahwasannya apa yang diperoleh dari pengamatan atau observasi kita terhadap suatu pengalaman manusia adalah merupakan bentuk suatu rangkaian dorongan dan orientasi yang dapat diambil melalui sejarah perjalanan umat manusia, yaitu; hubungan manusia terhadap kejasmanian, alam di sekitarnya maupun terhadap lingkungan ekologis; lembaga-lembaga; keterikatan masyarakat dan kebudayaan terhadap waktu dan tempat; hubungan timbal balik antara teori dan praktis; kesastraan keyakinan dan para keyakinan. Semuanya adalah salah satu sintesis dan masing-masing saling berpengaruh antara pengaruh yang satu dan pengaruh yang lainnya.

Berdasarkan pendapat dari Sastraprateja itu lah dapat dipahami bahwasannya manusia itu merupakan suatu insan yang tidak dapat berdiri dengan sendirinya, akan tetapi mampu menjalankan eksistensinya dalam kehidupan bila dia bisa selalu menjalin hubungan antara sesama manusia maupun hubungan dengan alam di sekitarnya. Apabila hal itu dapat diraih manusia maka dia akan sanggup menjalani hidup dan kehidupannya di dunia ini.


2.Hakikat Masyarakat


Dalam bahasa Arab, masyarakat disebut hurufnya yakni, , , . Ketiga huruf itu juga dapat terbentuk kata yang artinya kumpulan. Fi-il-nya -- yang berarti mengumpulkan. Kemudian dari ketiga huruf terebut juga terbentuk kata yang berarti perkumpulan. Terkahir terbentuk juga kata yang artinya hubungan intim antara suami dan istri.

Dari semua kata yang terbentuk dari asal huruf yang sama yakni memiliki hubungan makna. Maka dari itu masyarakat ada hubungannya dengan aktifitas mengmpulkan, berkumpul, perkumpulan dan jima'. Sebuah masyarakat pasti sebuah komunitas, dimana setiap individunya berkumpul menjadi satu kelompok. Untuk bisa menjadi sebuah komunitas, tentu terdapat pihak yang mengumpulkannya dalam sebuah perkumpulan.

Selain dari itu, masyarakat juga harus bisa berkembang biak. Maka dari itu, pernikahan merupakan sebuah yang mengesahkan jima' itu sebab dari jima' itu maka masyarakat dapat berkembang biak. Jima' merupakan konsep kebahagiaan setiap individu dan juga konsep regenerasi.

Konsep masyarakat juga mengandung makna bahwa tidak ada individu yang dapat bertahan tanpa adanya masyarakat. Untuk itu maka manusia harus hidup bermasyarakat, tujuan utama al-qur'an menurut Fazlul Rahman yakni menegakkan tata masyarakat yang adil. Masyarakat yang adil itu adalah sebuah masyarakat yang etis dan juga egalitarian.   Dengan nada yang serupa Muhammad Abduh menytakan bahwa Allah menciptakan manusia untuk bermasyarakat. Kata Muhammad Abduh sifat masyarakat tidak diberikan oleh Allah pada semut maupun lebah. Allah memberikan akal kepada manusia supaya mereka dapat hidup bermasyarakat.


3.Hakikat Alam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun