Mohon tunggu...
editan to
editan to Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mengelola Usaha Percetakan

memperluas cakrawala

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Dudung Effect: Pencopotan Baliho, Penolakan, dan Public Enemy

22 November 2020   20:13 Diperbarui: 22 November 2020   20:29 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penolakan Rizieq Shihab di Medan. (Foto: Suara.com)

KETEGASAN Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman memberikan pengaruh di banyak daerah. Perintah pencopotan baliho bergambar Rizieq Shihab yang diinstruksikan Dudung di wilayahnya di Jakarta berefek domino di berbagai pelosok di Tanah Air. 

Apalagi pemasangan itu mengandung nuansa provokatif, tidak pada peruntukan, tak berizin, juga banyak lupa pajak. Bahkan, laskar FPI rajin memasang tetapi lupa mencopotnya setelah acara selesai.

Di Jawa Tengah, pencopotan terjadi di Semarang, Solo, Klaten dan di beberapa daerah lain. Satpol PP didampingi TNI membersihkan spanduk-spanduk dan baliho. Gerakan yang sama juga terjadi di Cianjur, seperti Ciranjang, Cugenang, Cipanas hingga Puncak.

Kasatpol PP Kabupaten Cianjur Hendri Prasetyadi mengatakan telah mencopot 15 spanduk bergambar Rizieq. Pencopotan juga terjadi di Bandung dan beberapa kota lain di Jawa Barat, seperti Kerawang dan Bekasi.

Pencopotan juga meluas di Sumatera seperti di Palembang hingga Medan. Di Sulawesi pencopotan misalnya terjadi di Kota Makassar.

Tidak hanya sebatas pencopotan spanduk dan baliho, beberapa daerah juga menolak kehadiran Rizieq. Sebelumnya, Rizieq mengatakan akan melakukan konsolidasi ke semua daerah.

Aksi massa penolakan Rizieq, misalnya terjadi Cianjur, Banten, Medan, dan Makassar. Di Medan aksi penolakan terjadi di depan Kantor Gubernur Sumut. Massa mendesak agar Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi agar jangan sekali-kali memberikan izin bagai Rizieq.

Aksi di Banten, terjadi di Alun-alun Serang. Tampak massa dari unsur organisasi sayap NU seperti Anshor dan Banser. Termasuk Laskar Pendekar Banten Sejati (Lapbas) dan Peguron Jalak Banten.

Mereka menilai ceramah Rizieq memecah belah masyarakat dan melawan pemerintah serta menantang TNI dan kepolisian. Massa meminta iklim kondusif di Banten terjaga dengan penolakan kedatangan Rizieq.

Penegasan penolakan Rizieq juga ditegaskan Pjs Pupati Cianjur Dudi Sudrajat Abdurachim yang menegaskan tidak akan memberikan izin Rizieq menggelar kegiatan di wilayahnya. Apalagi bersifat tablig akbar.

Aksi penolakan serupa juga dilakukan massa di Bandung, Jawa Barat. Mereka khawatir kedatangan Imam Besar FPI akan menimbulkan kerumunan dan membuat peningkatan penularan covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun