Pasangan Calon presiden Joko Widodo dan bersama wakil presiden M Jusuf Kalla pernah berjanji akan menghentikan kebijakan impor pangan jika ia terpilih menjadi presiden 2014 bersama wakilnya, M Jusuf Kalla. Menurut Jokowi, Indonesia yang memiliki kekayaan alam berlimpah dengan tanah yang subur ini seharusnya jadi negara pengekspor.
"Kita harus berani stop impor pangan, stop impor beras, stop impor daging, stop impor kedelai, stop impor sayur, stop impor buah, stop impor ikan. Kita ini semuanya punya kok," kata Jokowi di Gedung Pertemuan Assakinah, Cianjur, Jawa Barat, Rabu (2/7/2014).
Namun dari pada itu, kenyataan dengan janji sangat berbeda. Tapi ketika terpilih menjadi presiden dan wakil presiden, tercatat Jokowi melakukan impor beras hingga jagung.
Berikut data impor barang konsumsi dengan nilai tertinggi selama Februari 2018 :
* Gula US$ 94,3 juta dengan volume 228.000 ton yang mayoritasnya berasal dari Thailand
* Kedelai US$ 55,6 juta dengan volume 132.427 ton yang mayoritasnya berasal dari Amerika Serikat (AS).
* Daging jenis lembu US$ 22,9 juta dengan volume 7.242 ton yang mayoritasnya berasal dari Australia
* Jagung US$ 10,7 juta dengan volume 52.490 ton yang mayoritasnya berasal dari Brazil.
Adapun, beras sebanyak 2,8 juta ton dan jagung sebanyak 100 ribu ton di tahun 2018 dan 180 ribu ton di 2019.
Sumber:
1. https://nasional.kompas.com/read/2014/07/02/2151345/Jokowi.Petani.Harus.Dimuliakan.Stop.Impor.
2. https://www.cnbcindonesia.com/news/20180315130819-4-7345/banjir-impor-gula-kedelai-jagung-dan-daging-di-februari
3. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4429805/janji-swasembada-pangan-jokowi-tidak-impor-beras-hingga-daging
4. https://www.antaranews.com/berita/442137/jokowi-kita-harus-berani-setop-impor-pangan