Sudah berapa kali kalian melakukan kebaikan kepada orang lain? Apakah kalian pernah menolong kondisi warga di suatu dusun? Jika kalian pernah, kalian tentunya dapat mengetahui kondisi seperti apa yang ada di dusun tersebut.
SDH Cikarang mengadakan live in untuk kelas 11 dan 12 yang dimulai pada 30 Oktober -- 3 November. Bagi kelas 11, kelas 11 pergi ke dusun Ngringin yang terletak di Kopeng. Sementara kelas 12 pergi ke tempat lain. Sebelum pergi, seluruh kelas 11 termasuk kelas saya yaitu 11 IPS dan kelas 12, diberikan sebuah agenda dan nametag. Agenda yang diberikan harus ditulis oleh para siswa saat sudah ada di dusun tersebut. Kita juga berdoa terlebih dahulu kepada Tuhan Yang Maha Esa agar perjalanannya dapat berjalan dengan baik sehingga dapat sampai ke tempat tujuan dengan selamat.
Akhirnya, 2 bus untuk kelas 11 sampai juga di sekolah. Jadi, ada bus 1 dan bus 2. Dalam bus 1 dan 2 akan ada kelas saya yang digabung dengan kelas 11 IPA lainnya. Tak lama kemudian saya naik bus dua bersama Anno dan Kimberly yang akan menjadi teman satu rumah di Dusun Ngringin.
Selama ada di dalam bus, saya menikmati waktu saya dengan bernyanyi lagu, meilhat pepohonan, pemandangan sawah dan gunung. Tetapi sejujurnya, saya sendiri tidak dapat tidur di dalam bus karena situasi bus yang sangat ramai dan ada satu teman saya yang memakai mic dengan suara yang keras selama perjalanan. Walaupun tidak dapat tidur, saya masih dapat merasakan keseruannya di dalam bus dan dapat terawa bersama teman-teman. Hal-hal itulah yang membuat saya tidak merasa bosan. Situasi dalam bus menjadi ramai saat ada teman-teman saya yang memutar lagu dan kebanyakan teman-teman saya termasuk saya sendiri juga menyanyikan lagu yang diputar. Saat sudah siang, kita semua dalam bus 2 memakan makanan hokben karena saya teman-teman yang lainnya termasuk Kimberly sangat menyukai hokben.
Pada jam 4 sore, kita sampai di Dusun Ngringin dan saya mengambil koper saya dari bus. Setelah itu, saya melewati jalan tikus / jalan kecil dimana jalanannya sangat menurun dan ada jalanan naik yang sangat panjang. Butuh waktu 15 menit untuk melalui jalanan tersebut. Kemudian kita foto bersama dan memasuki gereja. Saat memasuki gereja, saya menempati kursi di barisan paling depan. Kemudian Mr Manahat dan Ms Indah mengawali pertemuan di gereja dengan berdoa dan dilanjutkan dengan pengumuman yang disampaikan oleh Mr Rudi. Setelah itu, salah satu warga dusun Ngringin berbicara di atas panggung gereja dan menyampaikan pembicaraan tentang seperti apa Dusun Ngringin dan bagaimana kondisinya. Beberapa menit kemudian, guru kami membagi-bagi rumah yang akan disinggahi oleh kami semua di Dusun Ngringin. Juga guru kami memberitahu tentang pemilik rumah yang akan disinggah.
Setelah pembagian rumah di dalam gereja, saya dan kedua temanku mengambil koper dan berfoto dengan pemilik rumah. Kami bertiga disambut hangat oleh pemilik rumah dan pemilik rumah tersebut juga bersikap ramah kepada kami. Selesai berfoto, kami melangkahkan kaki kami ke dalam rumah tersebut. Rumah yang kami singgah terletak di sebelah warung dan tempat jualan bakso. Walaupun dekat dengan warung dan tempat jualan bakso, kami bertiga harus melewati jalanan tanah yang sangat menurun. Ketika saya melewati jalanan tanah tersebut, saya hampir terpeleset dan kedua teman saya juga mengalami hal yang sama seperti saya. Saat sudah masuk ke dalam rumah tersebut, Ibu pemilik rumah tersebut menunjukkan kamar yang akan dipakai oleh kami bertiga untuk tidur. Sebelum tidur kami makan malam di kedai bakso tersebut dan meminum teh hangat yang rasanya segar, enak dan sangat alami. Teman saya yang bernama Anno sangat menyukai teh hangat yang diberikan oleh Ibu tersebut. Kimberly dan saya pun mandi setelah makan malam. Setelah selesai mandi, kami bertiga menuliskan jurnal dan refleksi hari pertama dan akhirnya kami bertiga tidur. Itulah yang kami lakukan di hari pertama saat di Dusun Ngringin.
Di hari kedua, kami bertiga pergi ke sekolah negeri sesuai dengan sekolah yang kami dapatkan dan saya mengajar anak-anak kelas 2 di SDN Negeri 3 Bawen. Sebelum pergi kami bertiga menyapu, mengepel dan mencuci piring. Kemudian kami bertiga kembali ke rumah kami dan kami beristirahat. Di hari ketiga, kebanyakan kegiatan kami hanya di rumah saja. Selama di rumah kami membantu Ibu pemiliki rumah tersebut untuk memasak sup sayur, dan tempe goreng. Di malam harinya, kami pergi ke dalam gereja untuk beribadah kepada Tuhan. Di hari keempat, sama seperti kemarin, kami kebanyakan berkegiatan di dalam rumah. Tetapi di malam harinya, saya berpartisipasi di acara pentas seni yaitu menyanyikan 4 lagu bersama teman-teman lainnya yang ikut juga dan pentas seni tersebut terletak di gereja juga. Sejujurnya, pentas seni tersebut membuat suasana lebih seru karena selain saya bernyanyi, saya dapat menyaksikan drama dan performance dari kelompok lain. Kemudian di hari kelima, kami Bersiap-siap untuk pulang ke rumah kami dari Dusun Ngringin. Sebelum pulang kami mengucapkan kesan kami selama di dusun tersebut dan hal yang kami pelajari selama berada di sana. Akhirnya kami masuk ke gereja untuk berdoa dan kami pulang dengan menaiki bus yang sama.
Seperti itulah pengalaman saya selama berada di Dusun Ngringin. Hal yang dapat saya pelajari adalah mau kondisi perekonomiannya baik atau buruk, kita tidak boleh hilang harapan dan kehilangan cita-cita kita. Semua orang dapat bahagia di kondisi apapun jika mereka mau bersyukur dan menikmatinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H