Untuk berkarier, perempuan mesti mendapatkan atau membekali diri dengan pendidikan yang baik, bahkan sebisanya hingga perguruan tinggi.
Pendidikan yang didapatkannya, langsung maupun tidak langsung, akan mampu mengantarkan perempuan meniti karier dan menjadi seorang profesional.
Tanpa pendidikan yang memadai, mustahil bagi kaum wanita untuk mendapatkan karier yang baik dan meningkatkan perannya dalam dunia kerja. Oleh karena itu, pendidikan dan berbagai skill yang menyertai sangat diperlukan untuk memacu laju kariernya.
Kedua, mendidik anak-anak.Â
Ketika perempuan berumah tangga, maka tanggung jawabnya semakin berat, terlebih-lebih dengan hadirnya anak-anak. Perempuan sebagai istri, bersama suami, bertanggung jawab dalam mendidik putra-putri mereka.
Putra-putri itu adalah generasi penerus keluarga. Tentu ada ekspektasi agar anak-anak menjadi lebih baik daripada orangtuanya. Oleh karena itu, pondasi pendidikan anak-anak menjadi sangat penting, terutama yang berkaitan dengan karakter.
Tidak melulu mengandalkan pendidikan formal di sekolah, yang tidak kalah urgennya adalah pendidikan atau pendampingan di rumah. Sebab, sebagian besar waktu sang anak ada di rumah.
Pendidikan informal di rumah-lah yang menjadi salah satu soko guru bagi pembentukan watak, penumbuhan, dan penguatan sifat-sifat baik pada anak-anak.
Siapa yang mendidik atau mendampingi anak di rumah? Tiada lain adalah orangtuanya, terutama ibunya yang biasanya paling dekat. Maka, jika sang ibu memiliki pendidikan yang baik, maka dapat diharapkan ia akan mampu mengasuh dan membimping putra-putinya dengan baik.
Sebaliknya, jika pendidikan sang ibu kurang memadai, maka ia cenderung akan mengalami kesulitan dalam mengasuh anak-anaknya. Apalagi tatkala harus mendampingi anak-anaknya saat belajar.
Terlebih-lebih bila mengingat besarnya tantangan saat ini dan ke depan dalam mengasuh anak-anak. Efek negatif kemajuan teknologi informasi dan komunikasi bukan mustahil bisa merasuki pola pikir anak-anak.