Ini kisah tentang pengalaman berhadapan dengan banjir. Ya, banjir yang datang tatkala saya sedang tidur. Seperti apa? Mari kita mulai kisahnya.
Usai belajar malam itu, saya mulai rebahan sambil mendengarkan siaran radio. Terdengar lagu-lagu lawas sedang diudarakan dari sebuah stasiun radio. Lagu-lagu yang mengingatkan saya pada masa anak-anak dulu.
Rasa kantuk pun datang. Lalu, saya matikan radio, dan mulai mencoba tidur.
Tertidur Pulas
Jam di tembok menunjukkan pukul sepuluh malam. Saatnya untuk pergi tidur. Saya memang membiasakan diri tidur lebih awal dengan harapan bisa bangun lebih pagi keesokan harinya.
Teringat akan tugas esok yang mesti berangkat bersama tim di kantor untuk bergerak ke lapangan. Tugas saya besok adalah ikut memberikan penyuluhan tentang pentingnya garam beryodium untuk mencegah penyakit gondok. Sasarannya adalah yang bermukim di daerah pegunungan.
Tak lama kemudian saya pun tertidur pulas. Masuk ke alam mimpi-mimpi yang indah. Maklum saat itu masih menjadi pemuda yang baru saja mendapatkan SK CPNS dan sudah berani naksir seorang gadis, he he he. Jadi, semuanya terasa indah.
Merasakan Dingin
Tengah malam, tiba-tiba saya merasakan dingin pada bagian punggung saya yang menyentuh kasur. Tak biasanya seperti itu. Kasur itu, kendati tipis, selalu memberikan rasa hangat.
Lalu saya membuka mata pelan-pelan. Saya turunkan kedua kaki dari tempat tidur. Waduh, celaka, ada air besar masuk kamar.
Pantas saja kasur yang saya tiduri terasa dingin karena terendam air. Lalu, kaki saya juga terendam air seluruhnya ketika saya turunkan. Pakaian di bagian punggung dan pantat semuanya basah.