Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Laksana Dibelah dan Dikikir, Itulah Cara Belajarnya

17 Agustus 2020   10:20 Diperbarui: 17 Agustus 2020   11:19 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: shifuyanlei.co.uk

Dirgahayu Indonesia

Merdeka!!

Catatan itu sudah lama tersimpan. Tertulis rapi di sebuah buku agenda kerja dengan tinta warna hitam. Ber-angka tahun 1917. Bertanggal bulan 14 Maret.  Namun, kemarin saya teringat lagi akan apa yang pernah  saya tulis itu. Saya ingin tuliskan kembali kutipan tersebut untuk pembaca sebagai bahan renungan bersama. Isinya tentang pembinaan diri.

Laksana dibelah, dikikir,

itulah cara belajarnya.

Laksana dipahat, digosok,

itulah cara membina dirinya.

Betapa teliti dan tekun,

itulah cara meluruskan hatinya.

Betapa terang dan mulia,

itulah yang menyebabkan orang hormat padanya.

Membelah dan Mengikir

Ungkapan di atas bukan dari saya, melainkan dari Kong Hu Chu. Begitu saya membaca kata demi kata dalam rangkaian ungkapan tersebut, dulu, saya selalu merasa terkesima bahkan mengingatnya hingga sekarang.

Demikian dalam makna yang dikandung, demikian berguna dijadikan pedoman hidup, dan tentu akan bagus sekali hasilnya jika diimplementasikan dengan sungguh-sungguh. Saya ingin mengulasnya dari sudut pandang saya.

Pertama, laksana dibelah, dikikir, itulah cara belajarnya. Belajar adalah sebuah proses panjang, tak sekali selesai. Apalagi dalam pengertian belajar dalam arti luas.  Ia menyangkut upaya mengadopsi keahlian, juga menyangkut pembinaan karakter, bahkan menyangkut keseluruhan proses penyempurnaan hidup manusia.

Prosesnya mesti berjalan baik agar hasilnya pun baik. Jika  ingin mendapatkan kualitas pendidikan yang baik, jangan pernah abaikan proses pencapaiannya. Kalau mengabaikan proses, hanya menekankan pada formalitas, maka kualitas  pendidikan tak akan tercapai.

Dalam proses, seorang murid mesti siap berkutat di kawah  candradimuka pendidikan yang sebenarnya. Sang guru harus dengan tulus mentransfer ilmunya kepada sang murid. Demikian juga sang murid, sebagai seorang pembelajar, mesti menyiapkan diri, fisik dan mental, untuk menerima pembelajaran dari sang guru. Kedua belah pihak berproses, betapa pun beratnya.

Akan tetapi, murid tak boleh hanya mengandalkan perintah gurunya. Ia pun dengan inisiatif sendiri berlatih mengembangkan diri demi memiliki keahlian atau keterampilan yang semakin baik. Ia harus mampu menggembleng dirinya, siang dan malam, melalui proses belajar yang ketat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun