Membaca Buku dengan Serius
Untuk menulis resensi buku kita harus membaca bukunya. Membaca dalam pengertian membaca secara serius, bukan sepintas kilas. Dengan membaca secara mendalam, barulah kita bisa menangkap konten dan alur kisahnya.
Kita tak akan bisa meresensi sebuah buku dengan baik hanya dengan mengandalkan membaca judul, kata pengantar, dan teks di kulit belakangnya. Peresensi yang baik adalah dia yang memahami secara komplit dan detail buku yang akan dibedahnya.
Jadi, manfaat menulis resensi adalah "memaksa" penulis untuk membaca buku secara bersungguh-sungguh, seperti halnya seorang peneliti. Jangan lupa, dari kegiatan ini sang peresensi akan bertambah ilmunya secara akumulatif.Â
Semakin banyak buku yang berhasil dibaca dan dibedah, tentu semakin bertambah pula ilmunya. Berharap, kebijaksanaan hidup pun bisa lahir dari sini.
Menengok Gaya Penulisan
Ketika membaca sebuah buku, penulis resensi dapat mencermati gaya penulisan sebuah buku. Ia tak melulu menyerap konten buku yang berupa ilmu pengetahuan dan teknologi, bahkan juga memetik pelajaran bagaimana teknik si penulis buku mengekspresikan gagasan-gagasan dengan kekhasannya.
Setiap penulis pasti memiliki gaya berkisah yang khas dan unik. Mark Manson, misalnya, menulis dengan menggunakan gaya bebas: menuangkan apa yang dipikirkannya tanpa tedeng aling-aling. Brian Tracy, contoh lainnya, memilih kata-kata yang mengandung semangat dan motivasi dalam kalimat-kalimatnya.
Sebuah tulisan resensi tentu akan membantu pembaca mengetahui secara ringkas isi pokok buku tersebut, termasuk keunggulan dan kekurangannya. Karena pada umumnya yang diresensi itu adalah buku-buku pilihan, maka pembaca akan terdorong untuk mendapatkan dan memiliki buku dimaksud.
Sampai di sini, penulis resensi telah berhasil memberikan referensi tentang sebuah buku kepada pembaca sekaligus mendorong pembaca untuk membeli (atau tidak membeli) sebuah buku. Ini sebuah hasil dari upaya yang baik.
Mendapatkan Pengalaman Menarik