Mohon tunggu...
N SalsabilaYulsa
N SalsabilaYulsa Mohon Tunggu... Freelancer - freelance graphic designer, student

21 and awkward

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kang Abot, Pembangun Sinergi Penyelamatan Lingkungan dan Pengentasan Kemiskinan

17 Mei 2019   01:41 Diperbarui: 17 Mei 2019   02:06 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kang Abot, Pendiri TPS Taruna Kompos-dokpri

Bogor -- Permasalahan mengenai sampah merupakan hal yang sangat membutuhkan perhatian serius dari berbagai pihak dan warga sekitar. Karena untuk saat ini sampah masih menjadi persoalan yang mendapati kegagalan dalam hal penanganannya. Namun, di Kelurahan Mulyaharja, Kota Bogor, hal ini sudah mulai teratasi dengan baik berkat tangan dingin Bapak Edi Maulana atau biasa dikenal dengan Kang Abot. Beliau merupakan pelopor dari terbentuknya TPS Taruna Kompos di Kelurahan Mulyaharja, yang merupakan TPS 3R (reduce, reuse, recycle). Pria yang juga merupakan seorang fotografer dan memiliki production house ini merintis Taruna Kompos di Kelurahan Mulyaharja sejak tahun 2009.

Berawal Dari Kurangnya Kepedulian Pemerintah dan Masyarakat Setempat  Terhadap Sampah di Mulyaharja

Awalnya, Kelurahan Mulyaharja yang menghasilkan banyak sampah setiap harinya tidak terjamah oleh Dinas Kebersihan. Hal ini mengakibatkan terjadinya penumpukan sampah sehingga lingkungan kotor dan menjadi sarang penyakit. Kang Abot mencetuskan untuk mendirikan TPS 3R dibantu oleh pengurus bidang pengembangan pemuda dari karang taruna setempat. Pihak kelurahan pun memfasilitasi rencana pembangunan TPS 3R tersebut dengan membantu pembangunan gedung TPS, mengadakan studi banding ke TPS lain, dan akhirnya diaplikasikan di Kelurahan Mulyaharja.

Selain kurang mendapat perhatian pemerintah, masyarakat Mulyaharja sendiri awalnya juga cenderung cuek dengan lingkungan sekitar mereka. Dulu, masyarakat seringkali membuang sampah sembarangan, mulai di pekarangan, kebun, dan sungai. Selain itu, masyarakat Mulyaharja juga seringkali membakar sampah yang menyebabkan peningkatan polusi udara, dan sisa pembakaran tersebut hanya menjadi kotoran yang dibiarkan begitu saja. Hal tersebut juga mendorong keinginan Kang Abot untuk membangun TPS.  Namun, secara perlahan dengan sosialisasi yang diberikan Kang Abot kepada masyarakat setempat mengenai pengolahan sampah beserta mekanismenya, sekarang masyarakat menjadi lebih peduli terhadap sampah, dan pola hidup masyarakat Mulyaharja menjadi lebih bersih karena mereka mengerti akan kesadaran menjaga lingkungan.

Peran Kang Abot Dalam Meretas Kemiskinan di Kelurahan Mulyaharja

Dari awal ketika hendak mendirikan TPS Taruna Kompos, Kang Abot sudah melihat peluang dari segi ekonomis. Meskipun hanya fokus pada pengolahan sampah organik, TPS Taruna Kompos mampu menyejahterakan ekonomi masyarakat.  Pekerja di TPS Taruna Kompos merupakan warga sekitar Mulyaharja yang awalnya seorang pengangguran. Selain rutin merekrut pengangguran, Kang Abot juga menawarkan kerja part time bagi anak sekolah atau anak putus sekolah yang biaya pendidikannya akan ditanggung sebagai upah kerja mereka.

Konon, salah satu pekerja di TPS Taruna Kompos mampu membeli sebuah sepeda motor dengan hasil jerih payahnya bekerja di TPS Taruna Kompos. Tidak dapat dipungkiri, dengan berdirinya TPS 3R ini memang sangat membantu ekonomi masyarakat Mulyaharja. Akibatnya, selain menciptakan wilayah yang lebih bersih, angka kemiskinan di daerah ini mampu ditekan sehingga stigma Kelurahan Mulyaharja sebagai salah satu kelurahan termiskin di Kota Bogor perlahan berkurang. Selain menyejahterakan masyarakat, TPS Taruna Kompos merupakan TPS 3R pertama yang diresmikan oleh pemerintah Kota Bogor.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun