Mohon tunggu...
Eca Marlina
Eca Marlina Mohon Tunggu... Lainnya - Travelling keliling dunia adalah cita-citaku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pecinta jalan-jalan, bercita-cita untuk menjadi sukses, dan menginspirasi sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Money

Sulawesi Naik Panggung ke Pasar Global Berkat Mineral

10 November 2020   10:55 Diperbarui: 10 November 2020   11:40 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika -Kementerian Perindustrian Republik Indonesia

Bolehkah kita berbangga hati, bahwa pulau yang berbentuk huruf K di Indonesia yakni Sulawesi terdapat kawasan industri yang menggebrak inovasi perekonomian Indonesia. Adalah kawasan industri Morowali yang terletak di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2015.

Bergerak di sektor industri pertambangan dan pemurnian sumberdaya mineral, kawasan industri Morowali kini menjadi teladan bagi program hilirisasi pemerintah Indonesia. Hilirisasi merupakan program pengolahan mineral dari barang mentah hingga menjadi barang jadi. Dengan hilirisasi, ada pemberian nilai tambah bagi barang mentah karena diolah menjadi barang jadi. Sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Tentunya, dengan hilirisasi tersebut devisa yang didapatkan menjadi bertambah. Sebab, dari barang mentah seperti bijih nikel atau bijih besi ketika dijual masih berharga rendah, lalu oleh smelter diolah menjadi barang jadi yang lebih menghasilkan devisa lebih.

Dari hilirisasi tersebut, Morowali bahkan mengalami lonjakan pertumbuhan ekonomi hingga 67,82 persen (2015) dan 13,18 persen (2016). Sedangkan Angka Pendapatan Asli Daerah (PAD) Morowali juga terkatrol dari Rp 25,30 miliar (2014) menjadi Rp84,40 miliar (2015) beriring pembukaan pabrik di kawasan industri Morowali.

Selain fokus pada pengolahan nikel, kawasan industri Morowali juga menghasilkan barang jadi berupa stainless steel. Pemberian nilai tambah pada mineral hingga menjadi stainless steel ini membuat Morowali menghasilkan nilai tambah yang signifikan. Pada 2018, industri ini berhasil meraup 71,9 Triliun, sedangkan 2019 sejumlah 91,6 Triliun, dan 2020 sebesar 185,9 Triliun. Diproyeksikan, di tahun 2021 dan 2022 nantinya produksi stainless steel dapat menghasilkan 153,7 Triliun dan 226,9 Triliun.

Tak hanya itu, dari diproduksinya stainless steel ini pajak yang diterima mencapai 4-5 Triliun bagi negara, sedangkan PAD untuk daerah juga naik dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral Indonesia, PAD yang dihasilkan di tahun 2019 adalah 201,7 miliar dan tahun 2020 adalah 218,4 miliar. Sedangkan proyeksi pada tahun 2021 diperkirakan mencapai 227 miliar dan 2020 adalah 246,3 miliar.

Dapat dikatakan, kawasan industri Morowali telah berhasil menjadikan Indonesia sebagai global supply chain yang merupakan mimpi lama yang diidam-idamkan Indonesia. ‘Tak pernah terbayang sebelumnya oleh para pahlawan Indonesia di masa lalu, bahwa kini Indonesia telah menjadi rising star di dunia global berkat sebuah mineral yang terkandung di ‘Tanah Air’, yaitu nikel.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun