Mohon tunggu...
Sosbud

Pengankatan Ali bin Abu Thalib sebagai Khalifah

25 September 2018   10:36 Diperbarui: 25 September 2018   11:25 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketika khalifah ustman bin affan terbunuh, maka orang-orang berlari kecil untuk mendatangi Ali sambil berkata, "kita harus mengangkat Amir. Ulurkan tanganmu, kami baiat. Ali menjawab, "Urusan ini bukan hak kalian, tetapi hak para pejuang Badar. Siapa yang di setujui oleh para pejuang Badar, maka dialah yang berhak untuk menjadi khalifah.

Pada tahun ke 33 H peristiwa pembai'atan Ali sebagai khalifah terjadi. Masa kepemerintahannya Khalifah Ali bin Abu Thalib merupakan masa yang sangat sulit. Di mana berbagai fitnah telah menyebar ke berbagai wilayah, yakni berbagai pemberontakan dan peperangan terjadi.

Pemberontakan yang terjadi pada zaman Ali bin Abu Thalib yakni perang unta kemudian perang Shiffin. Fitnah kaum khawarij yang berakhir dengan kejahatan mereka yang terburuk yaitu melakukan pembunuhan.

Menurut para ahli sejarah sepakat bahwa Khalifah Ali membenci kaum pemberontakan yang membunuh Ustman. Bahkan Khalifah Ali bin Abu Thalib sangat berharap dapat melakukan secepat mungkin untuk dilakukannya qishash terdapat pada para pembunuh Ustman. 

Akan tetapi, Khalifah Ali mempunyai pertimbangan lain yaitu sampai segala urusannya beres , atau sampai Khalifa dapat mewujudkan apa yang dinilainya sebagai pendahuluan dharuri dan menjauhkan sebab timbulnya fitnah.

Akan tetapi, sahabat-sahabat mempunyai pandangan lain. Yang lainnya berpendapat agar Khalifah segera menangkap dan mendeksekusi mereka. Para sahabat yang berbeda tersebut seperti Thalhah dan Zubair.

Akhirnya para sahabat yang menuntut untuk segera dilakukannya qishash berkumpul di Bashrah, mereka adalah Ummul Mu'minin Aisyah, Thalhah, Zubair dan para pembesar sahabat lainnya. Tujuan para sahabat ini berkumpul tidak lain adalah untuk mengingatkan masyarakat Bashrah agar menjalin kerja sama dalam penangkap pembunuh Ustman. 

Untuk mengetahui para sahabat kumpul di Bashrah, Khalifah langsung menuju kesana bersama pasukannya guna mencapai ishlah dan menyatukan pendapat. Diantara kedua kubu tidak ada yang berniat untuk berperang  atau menyulut api fitnah. Semuanya berjalan atas ijtihaj masing-masing.

Khalifah Ali mengirim utusannya yaitu Al-Qa'qa bin Amr untuk menemui Ummul Mu'minin Aisyah. Utusan tersebut  berkata, ''wahai ibunda, ada maksut apa ibunda sehingga jauh-jauh datang ke negeri ini ?"

Ummul Mu'minin menjawab ''Ishlah diantara manusia.'' Kemudian utusan tersebut menemui Thalhah dan Zubair untuk menyakan hal yang sama dan mendapatkan jawaban yang sama. Akhirnya semua sepakat untuk menyerahkan urusannya pada Khalifah dan mendesak supaya ditegakkannya hukum Allah terhadap para pembunuh  Utsman.

Setelah semua sepakat, Khalifah pun berpidato dihadapan khalayak dengan terlebih dahulu memanjatkan puji kepada Allah SWT atas nikmat perdamaian dan kesepakatan yang telah dicapai. Khalifah pun mengumumkan bahwa besok ia akan kembali pulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun