"Kesuksesan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa harus kehilangan semangat." Winston Churchill
Siapa diantara kita yang tidak menginginkan kesuksesan? Siapa diantara kita yang berusaha menghindari kegagalan? Tentu, fitrahnya kita sebagai manusia adalah menginginkan kesuksesan dan menghindari kegagalan. Namun, adakalanya hal yang tidak kita inginkan (baca:kegagalan) menghampiri diri kita setelah kita berjuang mati-matian dalam meraih sesuatu yang kita impikan.
Banyak opini yang mengatakan bahwa kegagalan dan kesuksesan adalah takdir yang ditetapkan Allah untuk kita. Secara prinsip, penulis sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Memang, takdir manusia dalam perspektif ajaran agama islam telah ditetapkan sejak lima puluh ribu tahun sebelum alam semesta diciptakan. Namun, keyakinan seperti ini terkadang banyak disalahpahami oleh sebagian orang.
Pemikiran yang keliru akan hal ini akan berakibat setidaknya pada dua hal. Pertama, manusia akan sering menyalahkan Allah ketika hasil dari usaha yang mereka lakukan gagal. Kedua, pemikiran yang pendek dan keliru dengan pernyataaan tersebut akan menggiring sesorang pada sikap fatalis yaitu sering menyalahkan nasib dan mudah menyerah yang pada akhirnya berujung pada sikap bermalas-malasan.
Dua hal diatas akan timbul jika pemahaman tentang takdir masih keliru. Pada hakikatnya, kesuksesan dan kegagalan adalah sebuah pilihan yang dihadapkan kepada diri manusia. Setiap orang berhak untuk memilih dan menentukan arah hidupnya. Apakah menuju kesuksesan atau kegagalan?
Kesuksesan akan didapatkan melalui proses yang panjang. Sukses adalah jalan yang buat oleh orang-orang yang memiliki tekad yang kuat dan diwujudkan dengan sikap dan perilaku positif untuk meraih kesuksesan itu. Kesuksesan telah banyak digapai oleh orang-orang sebelum kita, sehingga bagi penulis cara sederhana untuk meraih kesuksesan adalah dengan metode (success duplication) atau mengikuti jalan yang telah dicontohkan oleh mereka yang telah meraih kesuksesan.
Demikian pula dengan gagal. Hakikat kegagalan adalah hasil dari proses yang diringi dengan perilaku negatif seperti malas berfikir dan bertindak, menerapkan perilaku negatif, berjiwa pesimis dan lain sebagainya. Siapapun yang menerapkan perilaku negatif dalam kehidupannya maka dia telah berjalan diatas jalan menuju kegagalan.
Penulis berkeyakinan bahwa Allah telah memberikan kita pilihan hidup yaitu kegagalan dan kesuksesan. Allah telah menyampaikannya didalam Al-Quran,
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri." (Surah Ar Ra'du ayat 11)
Ayat ini memberikan makna yang mendalam, bahwa Allah sudah memberikan kepada kita potensi untuk meraih kesuksesan, tinggal bagaimana kita menyikapinya. Apakah lebih memilih jalan sukses atau gagal? Apakah kita telah mengoptimalkan segala potensi yang ada pada diri kita untuk meraih kesuksesan? Jawabannya ada pada diri kita masing-masing.