Mohon tunggu...
Inamu Dzakiyyatul Jamilah
Inamu Dzakiyyatul Jamilah Mohon Tunggu... Lainnya - Fb : Inamu dzakiyyatul jamilah, Instagram :Inamu_99

Mahasiswi "Ngono yo ngono nanging yo ojo ngono"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Permainan, Menjadi Motivasi dalam Pembelajaran di Kelas

19 Oktober 2018   03:37 Diperbarui: 19 Oktober 2018   04:09 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jumlah permainan yang  melimpah ruah, tidak bukan hanya video game tersedia bagi guru. Termasuk yang didalamnya bukan hanya permainan yang didesain untuk pembelajaran, melainkan yang bertajuk edutainment, komersial, serta permainan off-the shelf.  

Membuat permainan sendiri juga merupakan pilihan bagi guru. Sementara tidak semua guru mempunyai keahlian  perangkat lunak computer atau pengetahuan pemrogaman yang dibutuhknan untuk membuat video kompleks.  Mereka pasti  mempunyai  kemampuan untuk membuat permainan yang tidak berbasis permainan computer, dengan menggunakan hal-hal yang tersedia di ruang konvensional. Maka mereka menggunakan piranti yang mudah diperoleh.

Sebenarnya hal paling penting bagi guru adalah menocokkan maksud dan tujuan mereka, dengan alat yang tepat untuk menapainya.

Baik dari Quintilan dan Mentossori menekankan bahwa permainan harus digunakan dengan tepat dan dengan maksud edukatif yang spesifik. Memang tidak selalu mudah untuk menentukan permainan mana dan jenis permainan yang  akan menjadi alat pengajaran paling efektif,

Manfaat Bermain Game

Nah, game untuk pembelajaran memiliki banyak manfaatdi antaranya yaitu,

  • Meningkatkna motivasi, nah pada diri seseorang yang menikmati bermain, mereka ini dapat menjadi senang dan kerap sekali begitu tertambat-inilah alasanya kita memainkan permainan. Pelajar yang merasa senang dan terpiat cenderung mengalami kesuksesan. Tapi permainan ini bukan merupakan satu-satunya metode untuk memotivasi pelajar, namun tentu merupakan salah satu yang terbaik. Mengapa? Karena dari beberapa permainan yang pernah saya temui. Permainan selalu member kejutan kita dalam suatu pembelajaran. Nah. Namun permainan sebenarnya sangat bermanfaat dalam mengembangkan motivasi, memang benar penerapannya tidak dilakukan secara langsung. Beberapa orang suka bermain, beberapa lainnya tidak, dan pemain yang berbeda-oleh jenis kelamin, usia, tingkat kemahiran dan tabiat- menyukai permainan yang berbeda. Nah dalam memilih suatu permainan tentunya guru akan melakukan observasi terhadap siswa mereka, sebelum memberikan sebuah permianan dalam pengajarannya.
  • Pemahaman yang kompleks, manfaat nyata sampingan dari pemahaman kompleks mengenai komponen-komponen system ini adalah mudahnya menaksor pengethauan pelajar, nah pengetahuan tersebut didemonstrasikan dengan sukses tidaknya memainkan permainan simulasi itu sendiri
  • Pembelajaran Reflektif, nah pelajar disini diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen di dalam ruang bermain yang aman, dan untuk merefleksikan hasil-hasil keputusan yang mereka buat. Pembelajaran reflektif ini adalah bagian umum mendasar yang dimiliki permianan intruksional did lam metode Montesssori, kontruktivisme, dan pembelajaran aktif secara luas.
  • Umpsn bslik dan pengaturan diri,nah, melalui pelaksanaan eksperimen dan umpan balikk, pemain belajar untuk memperbaiki pilihan mereka dan untuk mengendalikan aksi-aksinya di dalam ruang bermain. Nah dari sini, kita tahu pentingnya anak utnuk melihat dan memahami kesalahan mereka sendiri dalam rangka pengaturan diri.

Namun ad kerugian dalam permainan, nah menghindarkan potensi-potensi kegagalan yang masih tersembunyi, berikut kiatnya.

  • Pelanggaran peraturan. Dalam sebuah permainan yang terdapat sebuah suasana persaingan, dari pemain itu sendiri akan menerapkan strategi yang kadang akan mengabaikan tujuan pembelajaran, sebagai taktk untuk kemenangan.
  • Permainan menghabiskan waktu. Dapat dikatakan menghabiskan waktu persiapan dan penyampaian suatu permainan yang seenarnya haal itu tidak perlu.
  • Lepasnya kendali guru. Disini guru mungkintidak selalu memilki Kendali penuh, terhadap bagian dalam permainan yang tengah dirasakan murid-murid seagai hal penuh makna dan mengesankan.
  • Pemelajaran Tradisional mungkin kini tampak sebagai hal bodoh.
  • Pelajar mungkin terbiasakan pada Media permainan professional.

Ada sebuah stereotip dalm budaya popular mengenai keum muda yang setelah dimotivasi pun, tidak terkesan apa-apa, serta apatis. Para pelajar begitu sering ditanpilkan dalam berbagai film terkenal acara TV pada jam tayang utama, dan permainan berteknologi tinggi yang keren dan mengejutkan. Sehingga usaha apapun oleh guru untuk memotivasi mereka akan masuk telinga kiri dan keluar telinga kanan.

Usaha-usaha yang dilakukan guru untuk menyediakan lingkungan pembelajaran yang menggairahkan dan  stimulatif, termasuk penggunaan permainan, barankali tidak dimaksudkan untuk memiliki tujuan motivasional, sementara para pelajar ini mungkin melihat permaina di sekolah lebih rendah dibandingkan media hiburan di luar sekolah. Bagi pelajar yang loyo ini, permainan di kelas dipandang tidak layak utuk dicoba.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun