Mohon tunggu...
Inamu Dzakiyyatul Jamilah
Inamu Dzakiyyatul Jamilah Mohon Tunggu... Lainnya - Fb : Inamu dzakiyyatul jamilah, Instagram :Inamu_99

Mahasiswi "Ngono yo ngono nanging yo ojo ngono"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dunia Anak, Dunia Bermain

12 Oktober 2018   06:13 Diperbarui: 12 Oktober 2018   07:07 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

GPermainan ialah aktivitas menyenangkan yang dilakukan untuk bersenang-senang.(Santrock)

Bermain dan anak merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Aktivitas bermain yang dilakukan anak dan aktivitas anak selalu menunjukkan kegiatan bermain.  Kita tahu bahwa bermain adalah dunia anak. Bermain dan anak sangat erat kaitannya. Oleh karena itu, salah satu prinsip  pembelajaran yang terdapat di pendidikan anak usia dini adalah bermain dan belajar. 

Beberapa manfaat yang diperoleh dari kegiatan bermain yaitu dapat mengembangkan aspek perkembangan anak. Aspek tersebut ialah aspek Fisik-Motorik,, Sosial-Emosional dan Kognitif.

Bermain dapat mengembangkan aspek Fisik Motorik yaitu melalui permainan Motorik kasar dan halus, kemampuan mengontrol anggota tubuh  belajar keseimbangan, kelincahan, koordinasi mata, tangan dan sebagainya.

Dampak jika anak tumbuh dan berkembang dengan fisik/motorik yang baik, maka anak akan lebih percaya diri, memiliki rasa nyaman, dan memiliki konsep diri yang positif. Pengembangan aspek fisik-motorik menjadi salah satu pembentuk aspek sosial-emosional anak.

Bermain juga dapat mengembangkan aspek sosial-emosional anak, yaitu melalui bermain ini, anak mempunyai rasa memiliki. Menjadi bagian/diterima dalam kelompok, belajar utnuk hidup  dan bekerja sama dalam kelompok dengan segala perbedaan yang ada. Dari sini, maka anak akan belajar untuk mwenyesuaikan tingkah lakunya dengan anak yang lain, belajar untuk mengatur diri dan mengatur emosi, menahan egonya, belajar berbagi dengan sesame, dll.

Aspek kognitif  berkembang pada saat anak bermain, yaitu anak mampu meningkatnkan perhatian dan konsentrasinya, mampu memunculkan kreativitas, mampu berfikir divergen, melatih ingatan, mengembangkan prespektif dan meningkatkan kemampuan dalam bahasa.

Menurut Sigmund Freud dan Erikson, bermain membantu anak menguasai kecemasan dan konflik melalui bermain dan berfantasi anak mampu mengemukakan harapan dan konflik serta pengalaman yang tidak dapat diwujudkan dalam dunia nyata. Contohnya saja, anak yang sedang bermain perang-perangan untuk mengekspresikan diriny  (mungkin karena habis melihat tokoh hiro idolanya.

Jenis Permainan Anak menurut Seifert dan  Hoffnung (1994), dua orang ahli teori kognitif, membagi permainan menjadi 4 :

No.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun