Mohon tunggu...
Dyna Putri
Dyna Putri Mohon Tunggu... karyawan swasta -

spontaneous, daydreamer. lives by 'no pain no gain.. \r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Inilah Zat Paling Berbahaya dalam Pil Diet

13 September 2012   04:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:32 1720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1347511464598056379

[caption id="attachment_212148" align="aligncenter" width="300" caption="Images From Sibutramineonline.org"][/caption]

Perempuan rela melakukan apa saja untuk mendapatkan berat badan ideal. Meskipun keinginan untuk memiliki tubuh indah seperti Angelina Jolie tidak disertai kemauan baja untuk menjalankan diet sehat, seperti berolahraga serta memperbanyak menu protein. Pekerjaan yang melelahkan sebagai Ibu rumah tangga maupun pekerja kantoran, kerap kali dijadikan kambing hitam bagi perempuan untuk tidak berolahraga. Terlebih lagi, olahraga dinilai sebagai kegiatan membosankan, melelahkan, dan tidak memberikan hasil yang instan.

Produsen pil pelangsing jeli sekali melihat adanya potensi pasar untuk menggeruk uang dari masyarakat modern yang ingin segala sesuatunya serba cepat dan instan. Jika butuh uang tinggal pergi ke kotak ajaib bernama ATM yang hanya berjarak 100-200 meter, belanja pakaian tinggal mengakses situs belanja online lalu duduk manis hingga pesanan datang. Lantas kalau mau langsing bagaimana? Ya tidak usah susah payah berolahraga, minum saja pil pelangsing yang banyak beredar di pasaran.

Banyaknya produk pelangsing yang beredar di pasaran membuat kita enggan memilih dengan teliti. Rata-rata perempuan mudah sekali terbius dengan kata-kata di iklan tanpa mengindahkan faktor apa yang terkandung di dalam obat. Iklan obat pelangsing mampu membuat siapa saja tergiur untuk mencoba, dengan memasukkan unsur kata: bahan herbal, aman, hasil cepat, dan segudang testimoni pengguna-pengguna yang sudah lebih dulu sukses. Sebut saja, obat pelangsing herbal terkenal asal Cina yang berwarna hijau, masih saja diburu oleh wanita karena iklan yang ditampilkan menyertai testimoni. Meskipun komentar kritis banyak sekali berdatangan dari calon-calon pembeli baru yang kerap kali menanyakan efek samping, si penjual menjelaskan bahwa efek samping hampir tidak ada namun akan berbeda tergantung dari kondisi tiap orang. Ngeles sekali yah? Padahal jika di tilik-tilik kembali banyak pengguna yang mengalami jantung bergerak begitu cepat sesaat meminum pil pelangsing.  Meskipun demikian, si penjual mahir berkilah dengan memberitahu bawah efek hanya di awal pemakaian. Sayangnya, hasil yang didapatkan memang sesuai yaitu menjadi kurus secara instan, namun tetap saja membahayakan kesehatan.

Sebagai konsumen yang cerdas, melakukan pengecekan kandungan isi dan asal muasal obat pelangsing adalah wajib. Saya mendapati bahwa sebagian besar dari mereka menggunakan Sibutramine. Obat ini memang ampuh untuk mengatasi obesitas, karena sukses menurunkan nafsu makan. Namun obat ini sendiri telah ditarik dari peredaran  sejak 2011 karena terbukti zat yang sangat membahayakan kesehatan terutama pada penggunaan yang berlebihan. Sibutramine dapat menyebabkan gagal jantung secara tiba tiba. Bisadi cek dihttp://www.mhra.gov.uk/newsCentre/Pressreleases/CONI126051. Jika Anda setelah meminum obat pelangsing mendadak tidak nafsu makan berlebihan, kemungkinan besar obat mengandung Sibutramine. Karena meskpun sudah dilarang beredar, produksi zat ini masih terus dilakukan oleh beberapa negara dan kemudian di ekpor ke negara-negara lain.

Ketakutan akan resiko gagal jantung dari pil-pil pelangsing yang banyak beredar di dunia maya, mendorong saya untuk menyerukan semangat diet sehat untuk perempuan dimana pun. Diet sehat seperti berolahraga dan mengurangi jumlah nasi tidak akan mengganggu kinerja jantung, hati, apalagi ginjal. Alih-alih berdiet kita bisa turut berpatisipasi dalam mendukung program Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, akan pentingnya mengubah pola konsumsi masyarakat dengan melakukan diversifikasi pangan. "Mulailah kita mensubtitusi beras dengan singkong, ubi, dan bahan pangan lainnya," paparnya dalam berbagai kesempatan. Menurutnya, bila Indonesia bisa mengurangi konsumsi berasnya sampai 100 kg per orang saja maka hal itu sudah bisa melakukan penghematan sebesar 10 juta ton. Dan coba tebak, Gita Wirjawan telah kehilangan berpuluh-puluh kilogram dari bobot tubuhnya setelah mengurangi nasi. dan menggantinya dengan  rebusan singkong. Sudah sehat, langsing, sekaligus membantu pemerintah mewujudkan swasembada pangan pada tahun-tahun mendatang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun