Siapa bilang pembelajaran hanya dapat dilakukan di dalam kelas, laboratorium, dan lahan? Istilah kurang piknik tidak berlaku di Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. Tahun ini, mahasiswa FPB UKSW angkatan 2021 dan beberapa angkatan sebelumnya melakukan Studi Ekskursi (Studek) ke Yogyakarta. Studek merupakan kunjungan ke instansi di bidang pertanian untuk belajar dan menambah wawasan mengenai praktik pertanian yang dilakukan. Studek dilaksanakan selama 2 hari yakni pada 20-21 Juli 2023 dengan lokasi kunjungan meliputi Balai Besar Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (BBPPMDDTT), Bhumi Merapi, dan Pusat Inovasi Agroteknologi UGM (PIAT UGM).
Kegiatan studek tahun ini memberikan insight kepada mahasiswa mengenai bagaimana peran sektor pertanian dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 melalui pembangunan sektor pertanian yang berkelanjutan itu sendiri. Selama ini, peran pertanian hanya dikaitkan pada poin SDGs 1 dan 2 saja yaitu mengentaskan kemiskinan dan kelaparan. Namun, setelah mengikuti kegiatan tersebut, ternyata praktik-praktik pertanian yang dilakukan memberikan kontribusi yang lebih luas lagi dalam pencapaian poin-poin SDGs yang akan dijabarkan dalam tulisan ini.
1. BBPPMDDT Yogyakarta
Lokasi tujuan pada hari pertama adalah BBPPMDDT Yogyakarta tepatnya di Kabupaten Sleman. BBPPMDDT atau yang disingkat BBPPM Yogyakarta merupakan unit pelaksana teknis dari Kementerian Desa PDTT. Sesi pertama adalah sambutan, dilanjutkan dengan sesi materi oleh Ibu Amia Sudewi, S.Pd, M.M. tentang pemberdayaan masyarakat desa melalui program 3 in 1 yaitu pelatihan, pendampingan, dan stimulan/bantuan. Â Tujuan dari program ini adalah mempercepat perkembangan dengan output peningkatan usaha, kesempatan kerja, dan kesejahteraan sosial. Selanjutnya, mengunjungi 4 demplot yaitu perikanan, pertanian konvensional, peternakan, dan hidroponik. Sistem pertanian yang diterapkan saling mendukung satu sama lain. Sistem akuaponik memanfaatkan nutrisi dari perikanan sehingga tidak memerlukan nutrisi dari luar lagi. Selanjutnya dari peternakan, kotoran ternak digunakan untuk pupuk dan kembali lagi ke lahan.
Poin SDGs yang dapat dicapai dari program 3in1 yaitu : poin 1 tanpa kemiskinan, poin 2 tanpa kelaparan, dan poin 8 pekerjaan layak dan pembangunan ekonomi.
Adapun potensi tercapainya poin SDGs lain:
- Poin 6.4 yaitu mengatasi kelangkaan air bersih: Â meskipun air merupakan sumberdaya terbarukan, tetapi masalah kelangkaan air bersih juga masih sering didapati. budidaya bebek petelur di BBPPM dilakukan tanpa menggunakan genangan air. Hal ini juga memberikan keuntungan bagi lingkungan dan terhindar dari bau yang mengganggu.
- Poin 12.2 Â pemanfaatan SDA Efisien dari perikanan, pertanian, hingga peternakan saling mendukung dapat dimanfaatkan, sehingga tidak ada yang terbuang.
 2. BHUMI MERAPI
Lokasi kedua adalah Agrowisata Bhumi Merapi yang berada di Jalan Kaliurang, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. Di sini, kami belajar mengenai aneka ragam fauna di kebun binatang dan hewan ternak. Perjalanan menjadi menarik dan menyenangkan bersama dengan fasilitas pemandu yang disediakan. Bagian lain yang menjadi ikon dari pariwisata ini adalah lanskapnya yang memanjakan mata karena suasana yang dibangun dengan mengusung Santorini. Spot ini unik, kekinian, dan instagramable. Penulis melihat, masih terdapat potensi untuk mengembangkan Santorini Jogja ini menjadi lebih hidup dan menyenangkan dengan melibatkan tokoh 'aktor' yang bermain peran di setiap spot nya. Seperti menambahkan wisata kuliner khas Santorini, maka akan semakin menarik wisatawan datang untuk tidak hanya berfoto.
Poin SDGs yang dapat dicapai dari sektor pariwisata:
- poin 8, yaitu pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi. Selain memberikan lapangan pekerjaan, pariwisata memberi peluang usaha bagi masyarakat lokal seperti kuliner khas, souvenir, dan aksesoris. Â
- Poin 1, yaitu tanpa kemiskinan. Dari peluang usaha yang ada pada sektor pariwisata, angka pengangguran akan terkikis dan kemiskinan juga akan berkurang
3. PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UGM
Lokasi terakhir adalah Pusat Inovasi Agroteknologi Universitas Gadjah Mada (PIAT UGM). Acara diawali dengan sambutan dan memperkenalkan PIAT UGM serta fasilitasnya dalam penelitian lapangan serta membuka kesempatan magang dan penelitian dengan fasilitas asrama. Lahan yang dikelola oleh PIAT UGM seluas 35 Ha di Berbah, Seleman dan 151 Ha di Mangunan, Bantul. PIAT UGM juga menerima penelitian, magang, hingga pengabdian masyarakat. Bagian yang dikunjungi meliputi Pascapanen, Bank Sumber Daya Genetik Sayuran, Peternakan, dan Pengelolaan Limbah.
Pascapanen dan pemasaran PIAT UGM di Berbah bertanggung jawab pada inovasi, pengolahan, hingga pemasaran. Di sini, kami dipandu oleh Ibu Agustina Herawati yang memperkenalkan produk olahan PIAT. Ada wedang uwuh, singkong keju, ice cream, gethuk, stik singkong, minuman rosela dan markisa. Fun Fact, dalam memperkenalkan singkong keju, pascapanen PIAT UGM memperkenalkan diri sebagai "murid" dari singkong D9 di Salatiga. Singkong olahan PIAT memiliki ciri khas dengan lebih menonjolkan rasa keju.
Selanjutnya, di bagian Bank Sumber Daya Genetik, hanya mengizinkan sekitar 30 mahasiswa untuk masuk dan melihat di dalam sehingga kesempatan tersebut dipergunakan oleh mahasiswa agroteknologi. Tujuan dari adanya Bank Sumber Daya Genetik ini adalah untuk mendapatkan varietas paling unggul dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Komoditas yang dikembangkan saat ini ada kacang panjang, okra, kecipir, dll. Varietas padi yang telah dilepas menjadi varietas baru dengan keunggulan nasi lebih pulen.
Perjalanan berikutnya yaitu peternakan dan dilanjutkan pengelolaan limbah. Di peternakan memanfaatkan limbah kotoran ternak sapi untuk menjadi pupuk dan biogas untuk listrik, kompor, dll. Â Budidaya Maggot Black Soldier Fly berperan dalam mengelola limbah organik seperti limbah makanan dari rumah makan. Ada juga pengelolaan limbah dengan metode bak fermentasi. Kemudian pada pengelolaan limbah anorganik, ada pembuatan kerajinan dari plastik.
Dari segelintir aktivitas PIAT UGM yang saya kunjungi, dapat disimpulkan poin SDGs yang terwujud, meliputi:
- Poin 1: tanpa kelaparan. PIAT UGM mengusahakan pertanian yang berkelanjutan untuk menjamin kemandirian pangan.
- Poin 9,5: riset ilmiah. Dengan adanya Bank Sumber Daya Genetik, dapat dapat terus ditemukan varietas varietas baru yang unggul.
- Poin 12: konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Pengelolaan limbah organik termasuk limbah makanan mengurangi cemaran sampah di lingkungan serta mengoptimalkan fungsi ekonomisnya. Selain itu, poin ini dicapai oleh bagian Pascapanen yang menerapkan sistem pre order sehingga produksi dilakukan skala kecil dan tidak berlebihan.
Dari rekreasi ke  ketiga lokasi di atas, dapat dilihat bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang besar dan inovatif. Peluang yang disediakan sektor pertanian dan segala aktivitasnya apabila dikelola dengan baik dapat membantu Indonesia dalam mewujudkan SDGs. Sehingga, hal ini seharusnya dapat memotivasi mahasiswa bahwa sektor pertanian memiliki kontribusi besar bahkan secara global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H