Mohon tunggu...
Dyah Ayu Lestari
Dyah Ayu Lestari Mohon Tunggu... Penulis - Proses berfikir manusia adalah misteri

Mahasiswi UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Diet Media, Yuk!

26 Februari 2020   19:18 Diperbarui: 26 Februari 2020   19:14 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

"Jika berhenti, saya menjadi bosan. Saya bingung, saya tidak tau apa yang harus saya lakukan sekarang". Sisi, anak perempuan usia 10 tahun.

Banyak pengasuh dan orangtua telah mengalami masalah tentang apati(ketiadaan perasaan) terhadap permainan. Mereka bercerita bahwa anak tidak dapat bermain dengan mainan tradisional atau hanya sekedar menciptakan permainan fantasi. Sehingga perhatian anak terhadap permainan semakin bertambah ketika didepan layar kaca.

Bagi anak-anak, televisi, gadget, komputer, game online, dan sarana media lainnya adalah untuk melihat dunia. Mereka melihat kehidupan dunia melewati media. Akhirnya, dunia nyata sudah terlihat menjadi membosankan menurut mereka dan dunia media terlihat lebih menyenangkan. Jika dilakukan terus menerus akan terjadi resiko seperti anak tidak akan mempunyai kepekaan emosional.

Seperti pada sebuah buku yang pernah saya baca dengan judul "The Media Diet for Kids" menyatakan semakin banyak penelitian yang membuktikan bahwa terlalu lama didepan layar kaca adalah buruk untuk pendidikan. Hal itu dapat merusak jadwal anak dan memengaruhi jadwal anak untuk berkembang secara intelektual. Mereka lebih mementingkan bermain didepan layar kaca daripada belajar. Selain itu, juga menimbulkan sifat malas.

Pada zaman modern, dengan teknologi yang semakin canggih ini mindset yang ada pada kebanyakan anak setelah pulang sekolah adalah main game. Pengaruh lingkungan tentang game online yang sedang banyak digandrungi masyarakat membuat banyak anak penasaran dan ingin mencoba memainkannya. Mungkin awalnya mereka hanya penasaran tapi semakin lama mereka akan kecanduan dengan game tersebut dan terus menerus memainkannya bahkan hingga lupa waktu.  

Bukan hanya pendidikan yang mengalami kerusakan, kesehatan mereka, bahkan waktu mereka pun terbuang sia-sia hanya untuk berlama-lama didepan layar kaca. Bukan berarti memainkan gadget, menonton televisi itu dilarang, melainkan semua itu memiiki porsi yang tepat. Orangtua harus pandai-pandai mengatur waktu mereka serta membatasi penggunaan media.

Terdapat beberapa teknik sederhana sebagai upaya untuk membantu berkurangnya penggunaan media. Misalnya, larangan penggunaan media sebelum meminta izin kepada orangtua, membuat keputusan kepada anak untuk menentukan berapa lama anak akan bermain didepan layar, memberi peringatan kepada anak sebelum mematikannya-misalnya, "waktu kurang lima menit lagi".

Kita semua sudah mengetahui bahwa setiap sesuatu itu terdapat sisi positif dan sisi negatifnya, termasuk penggunaan media. Keberhasilan orangtua untuk diet media tergantung pada cara mereka mengontrol  anaknya. Pastinya hal ini juga butuh usaha serta waktu yang lebih untuk melakukan diet media dengan perlahan-lahan. Jangan membentak anak untuk mematikan televisi atau komuter mereka, itu bisa menyebabkan anak menjadi tertekan dan bisa saja memiliki jiwa pemberontak, karena mereka merasa apa yang diinginkan itu dilarang dan mencoba segala hal yang tidak terduga supaya bisa memainkan game-nya kembali. 

Diet media untuk anak adalah ihwal menanamkan kebiasaan baik yang sama pada anak untuk menangani media modern. Kini, ada bukti nyata bahwa kalau orangtua terlalu memanjakan anak dengan media modern, maka hal tersebut dapat merusak hidup mereka selamanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun