Mohon tunggu...
Dedi Dwitagama
Dedi Dwitagama Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Pendidik yang bermimpi makin banyak anak negeri yang percaya diri dan berani berkompetisi. Mengajar Matematika di SMKN 50 Jakarta - Blogger sejak 2005: http://dedidwitagama.wordpress.com, http://fotodedi.wordpress.com dan http://trainerkita.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Saat Darurat

2 April 2020   11:11 Diperbarui: 2 April 2020   11:21 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangkapan layar dokpri

Pendidikan adalah salah satu usaha membentuk warga negara yang kualitasnya lebih baik dari generasi sebelumnya, punya kemampuan bekerja sama dan memeiliki produktifitas yang bermanfaat bagi sesama.

Pada situasi darurat ini sekolah diliburkan, proses belajar berlangsung dari rumah, home learning istilahnya. Berbagai respon, tulisan, ulasan tentang home learning berkelebat deras. 

Ini darurat woooi ...  (gaya anak millineal) ga usah berfikir dan cuap-cuap efektifitas belajar di rumah, pasti tak efektif lah, orang-orang tua yang baik mengirimkan anak-anaknya menempuh pendidikan di tempat yang jauh, bisa di pondok pesantren, seminari, kampus luar negeri, dimana anak-anaknya harus belajar selama 24 jam. Belajar bahasa di sekitar kampus, budaya orang-orang sekitar, makanan sekitar kampus, karena belajar itu bukan cuma di kelas, tapi sepanjang kehidupan anak-anak adalah belajar.

Mari kita biarkan anak-anak kita belajar memahami hidup ditengah suasana darurat, menjaga kesehatan dirinya, anggota keluarga lainnya dan masyarakat lingkungan sekitarnya. Berikan tugas pelajaran secara online secukupnya, yang penting anak-anak masih terkoneksi dengan pelajaran, guru-guru, teman-teman dan sekolahnya.

Kepala Sekolah dan birokrat di dinas pendidikan atau Pemda urus saja bagaimana darurat ini cepat berlalu, ga perlu juga bilang bahwa ini bukan liburan tetapi mengajar dari rumah. Jujur aja deh, ini jelas libur yang beda dengan liburan biasanya, ini libur karena darurat. Pendidikan itu ga bisa online, yang bisa adalah pencapaian target tertentu untuk kriteria memperoleh ijazah atau syarat lulus.

Pendidikan itu harus bertemu, tatapan mata guru kepada muridnya adalah proses pendidikan, usapan tangan guru di kepala muridnya, ucapan selamat pagi sambil menatap guru dan murid adalah pendidikan yang nanti harus dipraktekkan murid kepada anak-anaknya jika sudah berkeluarga, anak harus dibelai, ditatap, disapa, tak cukup dilahirkan dan dibiarkan.

Duduk berdampingan di kelas, menggunakan toilet bersama di sekolah, bermain basket bersama, upacara, mengerjakan tugas kelompok bersama, membersihkan sekolah, mengelola waktu saat istirahat di kantin, sholat bersama di masjid sekolah, berteman dengan murid sekelas, kenalan dengan murid kelas lain, dsb adalah proses pendidikan yang membentuk karakter murid untuk menjadi warga negara yang baik saling menghormati, bisa berkerja sama dan saling memberi rasa nyaman hidup berdampingan, pendidikan yang tak di dapat di rumah.

Manajemen pengerjaan tugas-tugas sekolah, ekstra kurikuler, OSIS, bertahan di sekolah sejak pagi hingga sore adalah bagian pendidikan sebagai bekal anak negeri di masa depan.

Anak-anak negeri sekarang sedang belajar bagaimana pemimpinnya mengelola keadaan darurat serangan mahluk tak terlihat, nanti ketika mereka jadi pemimpin negeri ini, pengalaman sekarang akan bermanfaat. Kita dukung aja dokter, para medis, petugas rumah sakit, tentara dan polisi jalankan tugas dan tanggung jawabnya, semoga darurat ini segera berganti bahagia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun