Mohon tunggu...
Dwiroso Dwiroso
Dwiroso Dwiroso Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja freelancer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Laki-laki

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ada Apa Dengan Ganjar?

27 Januari 2023   08:33 Diperbarui: 27 Januari 2023   09:05 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada Apa Dengan Ganjar? 

Ketika Ganjar Pranowo tidak di undang dalam acara PDIP di Semarang beberapa waktu lalu. Timbul pertanyaan ada apa dengan Ganjar? 

Ketika Ganjar Pranowo tidak di undang dalam sebuah acara yang menghadirkan Puan Maharani (pengurus pusat PDIP) di Semarang ibu kota Jawa Tengah yang notabene wilayah pemerintahan dari Ganjar Pranowo. 

Menurut Pengamat Politik yang juga Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, M.A., Ph.D, bahwa kasus tidak diundangnya Ganjar di Semarang menunjukkan adanya rivalitas politik ditubuh PDIP dan publik mengkaitkan fenomena ini dengan pilpres 2024. Hal ini tidak bisa dipungkiri bahwa adanya rivalitas diantara faksi-faksi di internal PDIP terutama terkait dengan siapa yang akan diusung di 2024.

Jadi pernyataan keras dari Bambang Muryanto atau Bambang pacul yang dikenal sebagai tangan kanan Puan Maharani, merefleksikan betapa kerasnya persaingan di internal partai karena kalau misalnya Ganjar jadi calon presiden oleh PDIP berarti peluang Puan jangan sebagai capres, sebagai cawaprespun tertutup, karena ini sama-sama satu partai, kalau Ganjar menjadi capres otomatis Puan tidak mungkin jadi cawapres atau sebaliknya. 

Lagi-lagi ini merefleksikan betapa kencangnya dinamika bukan hanya di PDIP tapi hampir di semua partai politik terkait dengan peta elektoral 2024, terlebih tidak ada 3 periode untuk kepemimpinan presiden. Ada kegelisahan di tubuh internal partai seperti kubu Puan Bambang Wuryanto (Bambang Pacul) Putut Adianto, Trimulya Panjaitan dan banyak lagi yang merasa bahwa Ganjar terlalu maju, ini merupakan bahasa dari Bambang Wuryanto menurutnya Ganjar kemajon, blandang atau nekat, kemudian sok keminter. 

Itu bahasa yang merefleksikan kegelisahan  di internal partai terutama di faksi Puan, yang melihat Ganjar dianggap sudah punya tim sendiri, sudah memikirkan 2024, sementara partai belum mengambil sikap. Inilah yang disebut Burhanuddin Muhtadi sebagai pertarungan yang cukup keras din internal partai, dan ini terjadi dihampir semua partai politik sebagai bagian power struggle disetiap partai untuk menyiapkan 2024.

Apakah fenomena ini akan merugikan PDIP? 

PDIP mempunyai potensi 3 kali memenangkan pilpres  di 2024, karena di 2014 menang, 2019 menang, tahun 2024 kalau misalnya positioning bagus, kader yang dipilih sebagai capres juga tepat, maka potensi untuk menang 3 kali berturut-turut akan besar, karena beberapa nama muncul bukan hanya Ganjar ada Tri Risma Harini (3-4 %), kemudian Puan Maharani (2 %), maka jika nama yang dipilih tepat, saat yang sama PDIP akan mendapat keuntungan terlebih ketika kepemimpinan Jokowi meraih rating kepuasan publik yang tinggi terutama saat upaya Jokowi mengatasi pandemi covid 19. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun