Mohon tunggu...
R Andika Putra Dwijayanto
R Andika Putra Dwijayanto Mohon Tunggu... Ilmuwan - .

Peneliti Fisika dan Teknologi Keselamatan Reaktor

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Bagaimana Seandainya Investasi Energi Terbarukan Dialihkan ke Energi Nuklir?

6 September 2019   11:11 Diperbarui: 6 September 2019   11:49 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Kenapa skenario Korea Selatan jauh lebih rendah biayanya daripada skenario Amerika Serikat? Ada banyak faktor, yang mungkin paling berpengaruh adalah standardisasi desain. PLTN yang dibangun oleh Korea Selatan dikembangkan dengan desain yang terstandar, tidak berubah-ubah dari satu tempat dan tempat lain. Dari sana, mereka mampu melaksanakan pembangunan secara efisien dan kemudian biaya yang lebih rendah [12].

Menggunakan skenario Amerika Serikat, dana USD 4 trilyun dapat dikonversi menjadi PLTN dengan kapasitas 765.7 GW. Best practice operasional PLTN di Amerika Serikat memberikan angka faktor kapasitas lebih dari 90% [13]. Untuk asumsi konservatif, diambil angka 85%. Dari sini, PLTN diketahui mampu membangkitkan daya 5.701,38 TWh tiap tahunnya, atau setara dengan 22,87% bauran listrik dunia.

Dengan skenario energi nuklir mahal sekalipun, bauran nuklir yang dihasilkan hampir tiga kali lipat energi terbarukan!

Sementara, menggunakan skenario Korea Selatan, dana USD 4 trilyun dikonversi menjadi PLTN dengan kapasitas terpasang 1.666,7 GW. Dengan faktor kapasitas sama, mampu dibangkitkan 12.410 TWh tiap tahunnya, atau 49,78% bauran listrik dunia. Pada skenario ini, energi nuklir menjadi bauran energi tertinggi dalam pembangkitan listrik. Faktanya, pembangkitan daya sebesar ini cukup untuk sepenuhnya menggantikan penggunaan batubara dan minyak bumi dalam pembangkitan listrik dunia!

Tahun 2016, nuklir membangkitkan 2.612,8 TWh listrik, atau setara dengan 10,48% bauran listrik dunia [6]. Jika ditambah dengan skenario Amerika Serikat, bauran listrik total akan naik menjadi 33,35%. Mengompensasi kehilangan energi terbarukan karena perpindahan aliran investasi, angka ini cukup untuk menggantikan 68,5% pembangkitan listrik dari batubara. Sementara, pada skenario Korea Selatan, ditambah dengan PLTN yang sudah ada, baurannya menjadi 60,26%. Angka ini mampu menggantikan 86,1% listrik dari batubara dan gas alam sekaligus!

Dari sini, tampak jelas bahwa, sekalipun menggunakan skenario mahal, energi nuklir lebih efektif dan efisien untuk membersihkan jaringan listrik dari energi polutif. Dengan skenario murah, PLTN secara efektif mampu menggantikan hampir 90% pembangkitan listrik dari batubara dan gas alam, yang notabene merupakan penyumbang emisi CO2 dan polusi terbesar dalam sektor kelistrikan.

Seandainya para investor itu memilih teknologi yang tepat dalam transisi menuju energi bersih, maka tentulah problematika perubahan iklim dan polusi udara akan lebih mudah teratasi. Sayang sekali, ketakutan irasional terhadap energi nuklir membuat usaha mitigasi perubahan iklim dan polusi udara jadi jauh lebih mahal tanpa hasil berarti.

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun