Agustus bukan hanya soal upacara dan bendera, tapi tentang mengingat kembali janji-janji kemerdekaan yang pernah diwariskan oleh para pendiri bangsa. Di bulan penuh semangat ini, anak muda punya ruang besar untuk bersuara, untuk menjadi kritis, tapi tetap berpegang teguh pada nilai-nilai nasionalisme. Karena cinta pada tanah air tidak harus selalu diam, terkadang justru harus lantang.
Fenomena pengibaran bendera Jolly Roger dari anime One Piece, kita juga perlu melihat secara jernih. Fenomena ini bukan gerakan besar atau terorganisir secara nasional melainkan hanya segelintir individu, namun banyak yang menyalah artikan akibat ketidaktahuan dan hanya ikut-ikutan.
Menanggapi hal ini Sufmi Dasco Ahmad selaku Wakil Ketua DPR RI menegaskan, agar semua pihak tidak menggoreng isu ini dan menjadi narasi politik yang berbahaya, jangan sampai ada narasi yang menggiring opini dan membenturkan antara penggemar anime One Piece yang disebut Nakama sebagai pihak separatis terhadap negara, padahal diantara jiwa para Nakama Indonesia terdapat semangat nasionalisme didalamnya.
"Tidak perlu ada narasi yang mendiskreditkan penggemar One Piece sebagai makar atau upaya menjatuhkan pemerintah, dianggap bendera tengkorak itu bendera separatis, padahal itu manga yang sudah puluhan tahun tumbuh sama generasi muda kita. Ini salah satu staf saya anaknya sudah tiga, dia juga bilang dirinya Nakama”. Ucap Dasco
Justru dibaliknya, kita bisa belajar bahwa ada semangat kesamaan antara bendera One Piece dan Indonesia yaitu berjuang untuk persahabatan dan meraih mimpi bersama. Selaras dengan yang disebutkan Ketua MPR Ahmad Muzani, “Saya kira itu ekspresi kreativitas, ekspresi inovasi dan pasti hatinya adalah merah putih, semangatnya merah putih”.
Bendera merah putih adalah satu-satunya simbol kedaulatan dan kehormatan negara Republik Indonesia.
Alih-alih menyulut kecurigaan dan memperkeruh suasana menjelang HUT ke-80 RI, lebih baik kita edukasi publik secara sehat dan bijak. Jangan sampai jurang pemahaman antar generasi dimanfaatkan oleh pihak yang ingin memecah belah bangsa ini.
Negeri ini memang belum sempurna. Masih banyak kekurangan, masih banyak elite yang lebih sibuk dengan kepentingannya sendiri ketimbang kepentingan rakyat. Tapi kami, anak-anak muda yang hatinya merah putih, memilih untuk tidak menyerah. Kami tetap berjuang, tetap percaya bahwa perubahan itu mungkin, asal semangatnya tidak padam.
Ditengah berbagai tantangan, hadirnya figur-figur seperti Pak Ahmad Muzani sebagai Ketua MPR dan Pak Sufmi Dasco Ahmad sebagai Wakil Ketua DPR memberi harapan baru. Keduanya bukan sosok asing dalam kancah politik nasional, mereka dikenal punya rekam jejak kuat dan komitmen untuk menjaga arah perjuangan bangsa. Tentu harapan kami besar, semoga mereka menjadi jembatan antara suara rakyat dan arah kebijakan negara.
Kami tahu, banyak diantara pemimpin yang mencintai negeri ini. Tapi cinta saja tidak cukup, bendera merah putih harus terus dikibarkan sebagai pengingat bahwa kemerdekaan itu bukan hanya seremoni, tapi juga tanggung jawab. Kita butuh pemimpin yang tidak lupa pada janji-janji konstitusi seperti keadilan sosial, kesejahteraan rakyat, dan persatuan bangsa.