Mohon tunggu...
Dwi Cahyanti
Dwi Cahyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Komunikasi Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Enjoy your life

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Merdeka Belajar Berujung Frustasi

25 Desember 2020   22:33 Diperbarui: 25 Desember 2020   22:42 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Merdeka Belajar Berujung Frustasi
Tidak dapat di pungkiri lagi, merebaknya wabah Covid-19 membawa banyak dampak dalam kehidupan manusia. Wabah ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan, mulai dari cara menjaga kebersihan, berkomunikasi, menuntut ilmu, bekerja, dan masih banyak lagi lainnya. Melihat banyaknya perubahan yang terjadi karena wabah ini maka, semua orang di himbau untuk menaati peraturan yang telah tertera guna meminimalisir penyebaran wabah ini. 

Oleh sebab itu pemerintah memutuskan untuk mengubah berbagai kegiatan offline menjadi online (daring), baik itu dari segi pendidikan maupun pekerjaan. Setelah diumumkannya akan berbagai kegiatan di lakukan secara daring, hampir seluruh orang menjadi sangat senang karena mereka tidak perlu bersusah payah untuk pergi ke tempat tujuan melainkan mampu di akses dari rumah masing-masing.  

Mereka berfikir hal tersebut sangat efisien, karena sudah sejak lama banyak yang menginginkan libur panjang atau belajar dari rumah, dan saat ini semua itu telah terjadi. Rasa senang yang ada pada diri mereka karena mereka tidak perlu pergi keluar rumah untuk belajar, dan mereka bisa main sepuasnya. Orang tua pun mampu menjaga dan mengawasi anak nya. 

Namun seiring berjalannya waktu, orang tua mulai merasakan dampak dari belajar online. Banyak orang tua yang mengeluhkan bahwa sistem pembelajaran daring ini sangat memberatkan bagi para orang tua, karena guru banyak memberikan tugas secara terus-menerus dan di luar pemahaman para  siswa. 

Maka banyak anak yang menyerahkan tugasnya kepada para orang tua, sebagian besar tugas di berikan kepada orang tua yang menyebabkan anak kehilangan kedisiplinan dalam kegiatan belajar. Lama-kelamaan orang tua merasa tidak sanggup lagi akan kegiatan daring ini, mereka yang berfikir mampu mengawasi anak-anaknya sekarang ini malah menjadi keluhan tersendiri bagi orang tua. Mereka merasa tidak mampu mengawasi anaknya dengan baik, karena anak selalu mencuri waktu untuk kegiatan di luar kegiatan belajar, tak sedikit anak yang membohongi orang tuanya.

Selain keluhan dari orang tua, lama-kelamaan banyak anak yang mengeluhkan sistem pembelajaran ini.  Awalnya mereka berfikir bahwa sistem ini membawa kebebasan terhadap mereka dan mereka juga berfikir akan lebih mudah tugas yang di berikan. Namun hal tersebut tidak sesuai dengan apa yang mereka pikirkan, pada kenyataannya pemberian tugas secara rutin dan sulit membuat tugas menumpuk sehingga membuat tugas psikologis anak menjadi tertekan dan berakibat frustasi pada kegiatan belajar mereka. 

Para orang tua menduga hal ini terjadi karena Dinas Pendidikan setempat tidak memberikan  edukasi yang maksimal terkait sistem belajar dirumah sebelum memutuskan merumahkan siswa. Dengan  persiapan yang baik maka teknis belajar di rumah tidak hanya pemberian tugas.  Guru seharusnya tidak memberikan tugas secara beruntun sehingga tugas tidak menumpuk, tugas yang diberikan juga tida harus terpaku pada bentuk soal. Tetapi bisa dengan memerintahkan siswa membaca buku cerita, dan melaporkan kembali hasil bacaannya. 

Para orang tua mendorong agar dinas pendidikan setempat, kepala sekolah, dan guru mengevaluasi kembali metode belajar di rumah. Sehingga, tidak menimbulkan beban untuk siswa. Metode belajar juga di harapkan bisa mengikutsertakan interaksi antara guru dan siswa, meskipun secara virtual. Sehingga, guru bisa membimbing siswa selama belajar daring.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun