Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Beruntungnya Hidup sebagai Guru

2 Mei 2021   17:18 Diperbarui: 4 Mei 2021   10:20 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru sedang mengajar (itjen.kemdikbud.co.id)

Buku, belajar, menyesuaikan diri dengan situasi, tidak menuntut banyak selain giat belajar dan belajar memberi dasar kuat bagi karakter manusia ke depan. Memang tidak semua guru sukses, tidak semua anak guru berprestasi. Bahkan sekarang banyak anak guru yang keteteran di tempat saya mengajar, karena kalah cerdas, kalah oleh fasilitas lengkap yang diberikan orang tuanya yang mampu. Sebenarnya sejak dulu bukan karena fasilitas yang membuat anak sukses, namun karakter yang ditanamkan untuk mempunyai daya juang, pantang menyerah dan tekun belajar itulah yang bisa digunakan sebagai bekal hidup.

Kalau terlalu dimanja semua tersedia malah bisa membuat anak tidak mandiri.Kesuksesan yang utama adalah karena ketika anak bisa mandiri memecahkan persoalan sendiri, berusaha mencari jawaban jawaban dari usahanya sendiri, dan dari keterbatasan yang membuat sisi kreatifnya muncul.

Status Guru Zaman Modern

Yang sekarang terjadi, banyak orang tua berusaha ikut campur terhadap proses pendidikan, malah sering memojokkan guru dengan segala keterbatasannya. Di lain pihak banyak guru yang masih kurang kompeten dan sering meninggalkan tanggungjawab sebagai pendidik yang fungsi utamanya mendorong anak didik belajar, menjadi motivator dan membimbing anak didiknya membentuk karakter diri, mengingatkan pada siswa bahwa selain sekolah, guru lingkungan sekolah faktor terpenting adalah diri sendiri. Dengan menjadi pembelajar maka anak didik tidak perlu repot- repot diingatkan untuk belajar karena niat belajar adalah kesadaran diri sendiri.

Kemandirian dan Pantang Menyerah Anak Kunci Sukses Meraih Masa Depan

Dulu dari sekian banyak anak yang sekolah, ada beberapa dari mereka yang harus menempuh perjalanan berkilo - kilo jalan kaki, berangkat dengan oncor untuk bisa sampai ke sekolah tepat waktu. Dan sebagian dari mereka sukses, dan bisa meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi. Kekuatan tekat,usaha dan tidak gampang menyerah juga bagian dari pembentukan karakter.

Sekarang ada slogan pendidikan yang memerdekakan,  merdeka belajar bukan semata-mata, belajar semau gue atau sakkarepe dewe, tapi merdeka belajar menurut pemahaman penulis adalah belajar tanpa tekanan, mereka membebaskan diri dari ancaman, takut akan dihukum bila tidak mengerjakan tugas. Dengan mandiri belajar maka pada anak didik bisa memilih prioritas pembelajaran sesuai dengan minat dan bakatnya. Namun sebagai dasar- dasar pembelajaran pada anak didik di tingkat Sekolah Dasar untuk mempunyai karakter kuat. Karakter kuat sebagai dasar untuk melangkah ke pendidikan selanjutnya.

Salah satu yang utama adalah perilaku. Bagaimanapun perilaku anak didik ditentukan salah satunya model atau panutan sejak dalam pendidikan dasar. Bila mempunyai guru mengasyikkan yang mampu membangkitkan semangat belajar maka motivasi belajarnya kuat, bila ketemu guru yang cuek dan jarang memberi pengarahan maka terbentuk anak didik yang kurang peka terhadap masalah, atau cuek melihat tugas yang seharusnya menjadi menjadi tanggungjawabnya.

Disiplin dan Pendidikan Agama yang Universal

Saya sendiri merasakan kuatnya karakter seorang guru ketika SD. Saya sekolah di SD Kanisius yang menerapkan disiplin tinggi. Tidak hormat saat menyanyi lagu nasional bisa dipukul, bila menyanyi tidak serius, maka hukuman siap menanti. Pembelajaran bukan semata- mata tertuju untuk pandai dan berprestasi, tapi nilai nilai kedisiplinan, nasionalisme lebih ditegakkan. Sedangkan agama diberikan bukan untuk membuat mereka tertarik pada agama.

Di sekolah Kanisius, para siswa Katolik malah sebenarnya tidaklah banyak. Separo lebih beragama Islam, namun mereka tidak merasa digiring untuk menjadi Katolik. Memang agama diajarkan namun lebih sebagai pengetahuan bukan pemaksaan untuk mengikuti agama. Dulu banyak yang sekolah di SD Katolik karena nilai - nilai karakter dan kedisiplinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun