Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Polemik Golput yang Menghentak Nurani

15 Maret 2019   08:55 Diperbarui: 15 Maret 2019   13:20 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kampanye (Unsplash/Clem Onojeghuo)

Sejak Romo Frans Magnis Soeseno menulis tentang Golput (Kompas, Selasa 12 Maret 2019) jagad penulisan geger. Ada pro kontra mengenai posisi golput mengemuka. 

Yang setuju golput tulisan Romo Magnis membuat mereka gerah dan cenderung memaki- maki Romo yang sempat berujar semakin tua kok tidak semakin bijaksana. 

Tapi Romo Magnis punya alasan seperti halnya Gereja Katolik telah membuat keputusan dan pesan moral  tahun ini. Salah satu alasannya adalah mengambil istilah latin Minus Malum adalah memilih yang paling sedikit keburukannya.

Sungguh terasa berat memilih pemimpin ketika masyarakat telah ditelikung oleh berbagai narasi kebencian, narasa akal sehat, narasi baik buruk dari sudut agama. 

Situasi rakyat yang masih gampang dipengaruhi itu membuat siapapun baik yang cerdas, terpelajar, apalagi yang kurang pengetahuan dan berpendidikan rendah mudah diombang-ambingkan oleh politisi, oleh lembaga keagamaan yang cenderung radikal dan fanatik.

Kandidat Capres dan Cawapres Jelas 
Memilih salah satu kandidat untuk saat ini penting karena bagaimanapun buruknya pemimpin rakyat harus aktif mensukseskan pemilu kampanyenya berlangsung lama. 

Isu, intrik, ujaran kebencian, keterbelahan harus segera dihentikan. Untuk itu partisipasi masyarakat diperlukan agar berbagai ketidakpastian itu segera berakhir. 

sulteng.antara.news.com
sulteng.antara.news.com
Memilih yang paling sedikit keburukannya adalah sebuah pilihan realistis, sebab saat ini tidak ada pemimpin yang sempurna yang bisa menyenangkan semua orang. Jangan sampai salah memilih karena akan menentukan ke mana bangsa ini melangkah.

Golput memang sebuah pilihan tetapi bukan saat tepat untuk abstain dan masa bodoh dengan situasi politik sekarang. Masyarakat harus memilih meskipun pahit, masyarakat harus bergerak agar perpecahan tidak semakin meruncing. Politik memang menentukan tetapi kebersamaan, kekompakan gotong - royong, persatuan dan kesatuan jauh lebih penting. 

Siapapun pemimpin terpilih  akan menentukan masa depan bangsa ini. Jadi untuk saat ini  saya cenderung setuju dengan tulisan Romo Magnis. Yang kini tersedia hanya dua tokoh Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Dari logika, hati nurani dan pemberitaan obyektif tentu anda tahu siapa yang paling sedikit keburukannya. 

Masyarakat tidak boleh menutup diri menerima kenyataan bahwa tidak ada pemimpin yang baik. Terlalu masa bodoh dengan situasi menurut saya tidak baik untuk relasi kehidupan berbangsa.

Dilema Memilih Wakil Rakyat
Yang menjadi kegamangan rakyat mungkin pilihan pada caleg. Seperti pengalaman yang lalu memilih Calon legislatif itu yang paling sulit. Seperti memilih kucing dalam karung. Yang kita kenal hanya fotonya  yang berderet- deret di pinggir jalan. Tapi visi - misi dan sosoknya secara jelas tentang rekam jejak caleg itu yang masih kabur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun