Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Dilema Guru Menghadapi Siswa Zaman Now

16 Februari 2019   12:19 Diperbarui: 17 Februari 2019   15:36 6250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hampir setiap hari berkutat pada persoalan siswa saya "sedikit" mengerti tentang persoalan Guru Zaman Now alias zaman sekarang. Sebelum membahas guru menghadapi generasi Z, alias generasi milenial tentunya harus mundur ke belakang untuk mencoba bernostalgia ketika menjadi seorang siswa pada generasi sekitar tahun 1970 sampai 80-an (karena saya terlahir sebagai generasi X yang lahir sekitar 1970-an). Masa sekitar 1970 dan 19800 an persoalan pada siswa tidak serumit sekarang.

Guru adalah aktor utama dari berlangsungnya pendidikan dan pengajaran. Guru sebagai sumber pengetahuan sedangkan siswa sangat tergantung pada kemampuan guru dalam hal transfer of knowledge dan transfer of Science. Top down istilahnya. 

Bila guru tidak cakap membagi ilmu yang terjadi adalah siswa akan plonga- plongo dengan kemampuan terbatas dalam ilmu. Jika guru hebat mengajar maka murid akan dapat bekal berharga untuk masa depan.

Guru adalah wakil orangtua di sekolah segala tindak tanduknya dipantau guru. Karena guru adalah orangtua maka guru berhak untuk menegur, memarahi bahkan menampar atau memukul siswa kalau kelewatan. 

Sebuah pembelajaran hidup kadang harus dilakukan dengan berbagai cara. Kalau teguran halus tidak mempan ada kalanya siswa harus diberi shock terapi agar kapok dan tidak mengulangi kenakalannya lagi. Toh banyak pengalaman mengatakan guru yang galak dan sering telengas pada siswanya karena ketegasannya malah akhirnya sering diingat siswa. 

Kekerasan tidak berarti melanggar HAM seperti yang sekarang sering menjadi senjata orangtua, aktivis pembela HAM anak, komisi perlindungan anak, pengacara.

gambar dari rinaldimunirwordpress.com diadaptasi dari blogfathersforlife.org dan flickriver.com
gambar dari rinaldimunirwordpress.com diadaptasi dari blogfathersforlife.org dan flickriver.com
Guru Zaman Dulu dan Sekarang

Guru zaman dulu masih bisa leluasa mendidik, membentuk dan mengarahkan siswanya. Sebagai orangtua tentu guru harus bisa menanamkan karakter kuat, mendidik dengan tegas apabila siswa berkelakuan buruk. 

Pendidikan bukan hanya masalah transfer pengetahuan dan ilmu, pendidikan juga membentuk watak, karakter dan perilaku siswa. Fungsi sekolah salah satunya adalah memperkenalkan murid-muridnya bahwa ia (siswa) adalah bagian dari masyarakat.

Perbedaan karakter wajar tetapi siswa harus mampu menghargai perbedaan itu sebagai bagian dari perilaku sosial. Selain membuat pintar dan cerdas, sekolah adalah mendidik siswa menjadi bagian masyarakat yang harus bisa bekerja sama dan bisa toleransi terhadap siswa lainnya. 

Ingat peribahasa yang diperkenalkan oleh pendiri Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara:

"Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani", yang artinya adalah "Di depan Guru Memberi Teladan, di tengah guru memberi semangat, di belakang guru mendorong siswanya untuk selalu belajar dan berperilaku baik".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun