Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

"Orator" Melawan "Pekerja", Debat Pertama Capres dan Cawapres

17 Januari 2019   10:20 Diperbarui: 17 Januari 2019   12:28 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
debat Pertama Capres dan Cawapres (banjarmasin.tribunnews.com

"Saudara-saudara sekalian, malam ini, ribuan sahabat-sahabat dan pendukung kita berkumpul di tempat yang baik ini. Dan juga mungkin puluhan juta rakyat kita terhubung ke ruangan ini dengan teknologi komunikasi karena 92 malam lagi kita akan bersama-sama menentukan masa depan bangsa Indonesia....cuplikan pidato Prabowo (sumber tribunjateng.com)

Prabowo Seorang Orator?

Dengan semangat tinggi dan tangan selalu mengepal dan bergerak ritmis Prabowo Subianto seperti ingin mengidentikkan diri sebagai Soekarno yang berkobar- kobar berbicara saat melakukan orasi. Ia sering memasang muka garang, sesekali memamaksa diri berjoget ala militer yang kaku. Terkesan lucu tetapi tidak luwes sebagaimana mereka yang berprofesi sebagai seniman, pelawak atau mereka yang disebut standup Comedy.

Intonasinya menggelegar dengan irama tetap. Pidatonya tentang segala hal yang menjadi kelemahan petahana. Jarang melontarkan nada optimis. Selalu ada yang kurang  saat melihat keadaan negara sekarang ini. 

Dari yang mengalir ke luar, utang menggunung, kelemahan pembangunan infrastruktur, swasembada pangan, "swasembada air?" dan sederet keganjilan pemerintahan sekarang yang baginya akan membuat negara diambang kehancuran. Ia menyebut stok BBM tinggal tiga bulan, Stok beras tinggal beberapa bulan..,  Berjam- jam pidato memang patut dipuji ia kuat menjaga staminanya untuk menggelontorkan kata- kata spontan yang kadang melompat keluar jalur. Tapi itulah yang dikagumi sebagian orang. Rindu oleh penampilan gagah dengan pidato berkobar- kobar. 

Mereka yang bosan dengan sosok kerempeng dan cenderung tidak banyak bicara. Mereka geregetan oleh pemimpin yang hanya mempunyai jargon kerja, kerja dan kerja. Lelah dengan kesenyapan karena masyarakat mesti menanti stateman- stateman Pemimpin yang harus menunggu waktu lama untukbisa mengangguk mengiyakan.

Prabowo yang menggelegar dengan wajah garang banyak disukai emak- emak yang ingin mempunyai pasangan seperti macan terkesan berwibawa dan membuat takut.Emak- emak rindu oleh sosok ganteng yang enak dilihat didinding.

Tetapi ada sebagian orang melihat orang yang pandai pidato ibaratnya Tong kosong nyaring bunyinya. Mereka yang sering berbusa- busa bicara dari panggung ke panggung, berkobar- kobar saat bicara bukanlah sosok eksekutor. Ia hanya mampu menggerakkan tetapi prakteknya "minus". Soekarno dsamping Orator ia adalah praktisi, sudah terbiasa dalam tekanan dan sangat mengerti kemauan rakyat. 

Maka tidak jarang ia sering turun gunung menyapa rakyat, mendengar keluhan dan menyerap dan masuk sebagai bahan pidatonya untuk menggugah dunia internasional mendengar pidatonya yang memang"Berisi".

Jokowi yang lebih banyak Bekerja daripada Pidato

Jokowi yang menapak dari pengusaha Meubel, Wali Kota, Gubernur, kemudian menapak ke pucuk pimpinan negara bukanah seorang orator. Ia pekerja, bicara seperlunya, ala kadarnya. Tentu mereka yang menginginkan Jokowi seperti Soekarno kecele. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun