Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Yogya Tidak Istimewa Bila Intoleransi Merebak!

19 Desember 2018   12:28 Diperbarui: 19 Desember 2018   12:39 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pemakaman TPU/TPM Jambon Jogjakarta (medan.tribunnews.com)

Akhir akhir ini Yogya semakin meluntur keistimewaannya, bukan hanya karena kegalauan Sultannya yang sedang bingung karena tidak mempunyai penerus laki- laki, tetapi Beliau seperti membiarkan penganut radikal dibiarkan mengusik keharmonisan hidup beragama. Mereka mulai bergerak untuk melarang kegiatan keagamaan penganut Kristen, melarang salib menancap di kuburan dan gerah dengan kegiatan baksos yang dianggap kristenisasi.

 Sedih, padahal Yogyakarta adalah kota pelajar. Mereka tentu mempunyai intelektual yang mampu menjelaskan bahwa beragama dan menjalankan ibadah dengan tenang itu dimiliki oleh semua agama tanpa terkecuali. Mengapa kaum pembela agama fanatik dibiarkan bergerak dan meresahkan kehidupan beragama. Kadang - kadang warga masyarakat yang rindu toleransi dan kerukunan bertanya meskipun hanya berani dalam hati kapan Sultan dengan tegas membuat keputusan berani untuk menumpas akar radikalisme di Jogja. Ingat kasus penyerangan di Gereja Bantul, protes baksos juga di Bantul.

Yogyakarta itu kota wisata, kota yang kental budayanya. Seniman merasa tenang dan mampu membuat karya- karya kreatif yang diakui dunia. Melihat senyuman bapak- bapak tukang becak, atau ibu- ibu penjual sayur di pasar Beringharjo. Apalagi ditambah alunan gending- gending gamelan yang merdu, serta gaya percakapan anak- anak muda, seniman Jogja yang pelan, kadang nyelekit tetapi tidak membuat marah yang diajak bicara.

"Piye, dab kamu sudah sholat belum...Saya tunggui di  selasar masjid sambil tiduran ya...Nanti setelah itu antarkan aku ke Gereja Kota Baru. Kamu bisa lihat cewek kinyis- kinyis dengan dandanan mutakhir lho...hahaha"

"Baik, mas Bro, jangan lupa nanti lotse(ngombe/minum) dulu ngopi joss di pinggiran Stasiun Tugu."

"Sipp... baik saya sholat dulu ya...oke silahkan"

Itu yang kukenang dulu. Yogya yang ramah dengan persahabatan yang tanpa mengenal sekat agama. Jika bisa ngobrol santai seperti itu bukankah nyaman.

"Kowe itu sontoloyo, dab sudah punya pacar masih lirak lirik sana sini."

"Ssssst, diam, wong mataku ini spontan melihat yang kinclong- kinclong."

"Wah, nanti kau bisa ditabok pacare lho."

"Mana, mana, mana ?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun